SURABAYA, KOMPAS.com - Polisi menangkap pelaku pencurian sepeda motor (curanmor) bermobil saat pelaku terjebak kemacetan di Surabaya, Jawa Timur.
Kapolsek Lakarsantri Kompol Hakim mengatakan, penangkapan tersebut bermula laporan masyarakat, terkait adanya kelompok curanmor menggunakan mobil di perumahan Citraland.
Baca juga: Kasus Curanmor Meningkat, 10 Laporan Kasus Per Hari di Depok
Polisi mendapatkan informasi bahwa para pelaku menggunakan mobil Toyota Agya putih bernomor polisi L 1471 QN.
Petugas pun menemukan mobil tersebut di sekitar perumahan Citraland.
Saat hendak dihampiri oleh petugas, para pelaku berusaha melarikan diri. Polisi selanjutnya mengejar mereka.
Baca juga: DPO Curanmor Tewas Ditembak Polisi di Gowa, Keluarga Minta Keadilan
Pelaku berhasil ditangkap setelah terjebak kemacetan.
"Dua tersangka ini berhasil diamankan karena terjebak macet di daerah Kalianak, Asemrowo," kata Hakim kepada media dalam konferensi pers di Mapolsek Lakarsantri, Rabu (12/7/2023).
Baca juga: Beraksi di 40 TKP, Sindikat Curanmor Lintas Provinsi Dibekuk di Kuningan
Hakim menyebutkan, kedua pelaku dalam mobil tersebut adalah Mochammad Safi'i (27) dan Hendrik Suwito (38), warga Jalan Kapas Lor.
Sedangkan, satu pelaku lainya, yakni Muhamad Urip alias Popong, ditangkap di rumahnya yang juga berada di Jalan Kapas Lor.
"Kami dibantu Unit Jatanras Polrestabes Surabaya dan berhasil menangkap tersangka Popong di Kapas Lor sekitar pukul 03.00 WIB," jelasnya.
Hakim mengungkapkan, para pelaku tersebut biasa mambawa barang curiannya ke wilayah Bangkalan, Madura. Mereka mendapatkan Rp 2,8 juta untuk satu sepeda motor yang berhasil dijual.
Sementara itu, salah satu pelaku, Hendrik Suwito mengaku, dalam komplotan tersebut bertindak sebagai pengemudi. Mobil miliknya itu sudah digunakan untuk beraksi sebanyak tiga kali.
"Mobil biasanya digunakan untuk narik penumpang (ojek online), dipakai (curanmor) tiga kali. Dapat bagian Rp 400.000 sampai Rp 800.000," kata Hendrik.
Hendrik mengaku diajak dua tersangka lainya untuk ikut melakukan pencurian. Dia tergiur lantaran uang yang dihasilkan ketika bekerja sebagai pengemudi online, masih sangat sedikit.
"Kepepet kebutuhan sehari-hari, hasil ojek cukup buat bensin saja. Saya diajak mereka berdua, mereka temen baru semua, kenal di Jalan Kapas Krampung," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.