BLITAR, KOMPAS.com – Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengaku mengalami kerugian hingga Rp 20 juta akibat layangan putus yang memicu korsleting kabel jaringan listrik tegangan 20.000 volt di Jalan Penataran, Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Selasa (11/7/2023) malam.
Kerugian itu dialami PLN bukan lantaran terjadi kerusakan kabel atau pun peralatan jaringan listrik namun karena potensi pendapatan yang terhenti dari warga pengguna listrik PLN di 9 desa yang harus dipadamkan selama beberapa menit akibat insiden layangan putus tersebut.
Baca juga: Sudah 11 Hari, Kebakaran Lahan Gambut di Aceh Belum Sepenuhnya Padam
Kepala Kantor PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kediri Leandra Agung mengatakan pihaknya mengalami kerugian hingga Rp 20 juta akibat listrik harus dipadamkan pada malam hari di 9 desa akibat insiden itu.
“Bukan (karena ada peralatan rusak). Tapi akibat padam (sehingga) listrik tidak tersalurkan,” ujar Agung melalui pesan tertulis kepada Kompas.com, Rabu (12/7/2023).
Agung membenarkan bahwa pemadaman tersebut tidak berlangsung lama, yakni hanya sekitar 5 menit.
Namun kerugian mencapai puluhan juta rupiah bagi PLN, lanjutnya, karena pemadaman terjadi pada malam hari ketika masyarakat pengguna listrik PLN biasanya menggunakan listrik secara optimal.
Baca juga: Percobaan Pencurian Kabel Gardu di Surabaya Sebabkan Listrik Padam 8 Jam
Selain itu, tambahnya, potensi pendapatan yang didapat PLN cukup besar jika listrik tidak dipadamkan karena menyangkut ribuan pelanggan yang ada di 9 desa.
Agung menuturkan bahwa penanganan korsleting jaringan kabel listrik tegangan menengah yang disebabkan oleh layangan putus di Desa Penataran itu berakibat padamnya listrik di 9 desa, yaitu Kelurahan Nglegok, Desa Kemloko, Desa Modangan, Desa Penataran, Desa Kedawung, Desa Sumber Asri, Desa Ngoran, sebagian Desa Dayu, dan sebagian Desa Bangsri.
“Jumlah pelanggan 3.737 dan kisaran energi yang tidak tersalurkan selama pemadaman sebesar 4.726,5 kWh,” tuturnya.
Lebih jauh, Agung mengatakan bahwa insiden layangan putus yang berdampak pada jaringan listrik PLN telah terjadi sebanyak 17 kali sepanjang 2023 di wilayah kerja UP3 Kediri yang meliputi Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Kediri dan Kota Kediri.
Baca juga: Kayu Bakar Belum Sepenuhnya Padam lalu Ditinggal Tidur, Sebuah Rumah dan Posyandu Ludes Terbakar
Seluruh insiden tersebut, kata dia, terjadi pada jaringan kabel listrik tegangan menengah 20.000 volt yang memiliki dampak luas jika terjadi gangguan.
Karena itu, ujarnya, pihak PLN terus berupaya menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak bermain layangan yang berpotensi memberikan gangguan pada jaringan listrik tegangan 20.000 volt.
“Kami lakukan patroli layang-layang dengan fokus sasaran layangan yang ditinggal atau dipanjer pemiliknya hingga malam hari,” terang Agus.
Baca juga: Banjir Rendam 13 Desa di Kolaka, Jembatan Penghubung Putus dan Listrik Padam
Layangan putus tersangkut di kabel listrik jaringan tegangan menengah di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Selasa (11/7/2023) malam.
Benang yang melilit pada kabel bertegangan 20.000 volt itu mengakibatkan korsleting sehingga berdampak pada pemadaman aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) di 9 desa selama beberapa saat.
Percikan api dari korsleting kabel listrik menyambar dan membakar layangan hingga sempat menarik perhatian warga sekitar lokasi yang ada di Jalan Raya Penataran di Desa Penataran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.