BLITAR, KOMPAS.com – Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menemukan seekor sapi yang diperdagangkan di Pasar Hewan Terpadu Wlingi yang memiliki ciri-ciri hewan yang terjangkit penyakit lumpy skine disease (LSD).
Temuan itu didapatkan saat tim dari Dinas tersebut melakukan inspeksi mendadak (Sidak) dalam rangka pemantauan ketersediaan hewan kurban serta kesehatan hewan kurban menjelang Idul Adha 2023, Selasa (20/6/2023).
Namun Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Nanang Miftahudin menyebutkan, bahwa ternyata sapi itu adalah sapi yang pernah terjangkit LSD namun sudah sembuh.
Baca juga: Jelang Idul Adha, DKPP Jabar Temukan 6.000 Kasus Cacar Sapi
“Kita cek ke pemilik dan ke dokter hewan yang menangani, ternyata sapi itu memang pernah terjangkit LSD namun sudah sembuh total,” ujar Nanang kepada wartawan di Pasar Hewan Terpadu Wlingi.
Menurut Nanang, benjolan pada kulit sapi yang pernah terjangkit LSD memang tidak bisa hilang meskipun sudah sembuh total.
Berbeda dengan penyakit mulut dan kaki (PMK), ujarnya, yang hampir tidak meninggalkan bekas sedikit pun pada sapi yang dinyatakan sudah sembuh dari PMK.
“Benjolan pada kulit sapi akibat terserang LSD itu tidak akan hilang meskipun sudah sembuh. Tapi sapi yang sudah sembuh dari LSD ini sepenuhnya aman untuk diperdagangkan, tidak akan menularkan penyakit,” jelasnya.
Baca juga: 2 Sapi Limosin Titipan Saudaranya Mati Terbakar, Salehodin Yakin Bukan Kelalaiannya
“Justru sapi yang sudah pernah terserang LSD tidak akan terserang untuk kedua kalinya, aman. Karena dia sudah memiliki kekebalan tubuh terhadap LSD,” tambah Nanang.
Secara umum, lanjutnya, hasil Sidak di Pasar Hewan Terpadu Wlingi menunjukkan tingginya aktivitas perdagangan hewan termasuk hewan kurban.
Tim, ujarnya, menyimpulkan bahwa hewan yang diperdagangkan di Pasar Hewan Terpadu Wlingi dalam kondisi layak dan sehat.
“Kabupaten Blitar sebagai daerah pemasok hewan kurban siap memasok kebutuhan hewan kurban untuk daerah lain,” ujarnya.
Dengan populasi hewan kurban seperti sapi, kerbau, kambing dan domba, sebanyak sekitar 331.680 ekor, Kabupaten Blitar lebih merupakan pemasok kebutuhan hewan kurban untuk daerah lain di setiap Idul Adha.
Terkait wabah PMK, Kabupaten Blitar telah mencatatkan nol kasus aktif sejak dua bulan yang lalu.
Berdasarkan data yang ada pada Dinas Peternakan dan Perikanan, sejak wabah PMK merebak pada Juni 2022 tercatat ada 7.712 kasus infeksi di wilayah Kabupaten Blitar dengan kematian sebanyak 44 ekor. Dari seluruh kasus tersebut, lebih dari 98 persennya terjadi pada sapi.
Baca juga: Jelang Meugang, Ratusan Sapi di Lhokseumawe Aceh Diperiksa agar Bebas Penyakit
Sedangkan untuk wabah LSD, sejak pertama kali kasus di temukan di Kabupaten Blitar pada November 2022, total kasus LSD di Kabupaten Blitar saat ini sebanyak 118 kasus dan sekitar 75 persennya telah sembuh.
Menurut Nanang, Kabupaten Blitar mendapatkan alokasi sekitar 7.000 dosis vaksin LSD dimana lebih dari 97 persennya telah disuntikkan ke sapi sebagai langkah pencegahan.
"Kita sudah mendapatkan alokasi lagi dari Provinsi Jawa Timur vaksin LSD untuk pencegahan penyebaran dan juga untuk keperluan hewan yang hendak dikirim ke luar pulau,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.