Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPD RI La Nyalla Sebut Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Lahirkan Koruptor

Kompas.com - 15/06/2023, 20:02 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, sistem Pemilihan Umum (Pemilu) proporsional terbuka melahirkan koruptor.

Sebab, calon legislatif (caleg) banyak mengeluarkan modal selama pesta politik itu berlangsung.

Hal tersebut diungkapkan oleh, La Nyalla saat menghadiri acara di Kampus B, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, pada Kamis (15/6/2023).

Baca juga: PSI Apresiasi Putusan MK: Proporsional Terbuka Buat Rakyat Punya Otoritas Pilih Sendiri Wakilnya

"Kalau dia (sistem Pemilu proporsional) terbuka, ini banyak kutu loncat, yang pasti yang punya duit dapat nomor satu, beli suara," kata La Nyalla, di Unair Surabaya, Kamis.

Dengan demikian, kata La Nyalla, para calon legislatif tersebut akan berupaya mengembalikan uangnya yang sudah dihabiskan selama Pemilu berlangsung, ketika sudah menjabat.

"Akibatnya apa? Sekarang banyak koruptor. Kita dulu reformasi mau meghilangkan koruptor, tapi sekarang banyak koruptor, makanya sekarang kita usul kembali ke UUD 45 saja, kok repot," jelasnya.

Baca juga: MK Sebut Kekurangan Sistem Pemilihan Terbuka: Rawan Politik Uang

Meski demikian, La Nyalla menyebutkan, setiap sistem pemilihan yang digunakan dalam Pemilu memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Oleh karena itu, La Nyalla mengaku tidak memiliki kepentingan apa pun dalam sistem Pemilu tersebut. Sebab, dirinya tak ada keterkaitanya dengan Partai Politik (Parpol) tertentu.

"Karena apa kita ini kan (DPD) enggak ada urusan dengan partai politik, enggak ada urusan dengan sistem. Kalau kita pasti terbukanya kan dipilih orang, kalau tertutup itu tergantung dari pandangan masing-masing," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, Mahkamah Konstitusi (MK) tak mengabulkan gugatan untuk mengganti sistem Pemilu legislatif.

Dengan demikian, Pemilu tetap menggunakan sistem proporsional daftar calon terbuka seperti yang telah berlaku sejak 2004.

"Menyatakan menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya,” ujar Ketua MK Anwar Usman didampingi tujuh hakim konstitusi lain (minus Wahiduddin Adams), dalam sidang pembacaan putusan, Kamis (15/6/2023), seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Surabaya
Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Upaya Gadis asal Gresik Perjuangkan Indonesia dan ASEAN Bebas Sampah Plastik

Surabaya
Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Pengakuan Adik Via Vallen soal Penggelapan Sepeda Motor

Surabaya
Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com