Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bipih Naik, 124 Calon Jemaah Haji Asal Lumajang Gagal Berangkat

Kompas.com - 26/05/2023, 11:39 WIB
Miftahul Huda,
Krisiandi

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Naiknya biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) membuat 124 calon jemaah haji (CJH) asal Lumajang gagal berangkat.

Sebab, ke-124 CJH itu gagal melunasi Bipih hingga waktu yang telah ditentukan pemerintah yakni 19 Mei 2023.

Diketahui, pemerintah dan DPR RI sepakat menaikan Bipih yang ditanggung CJH dari Rp 39,8 juta menjadi Rp 49,8 juta.

Baca juga: Senyum Mbah Harun, Jemaah Haji Tertua Indonesia, Saat Tiba di Madinah

Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang Abdul Rofik mengatakan, pemerintah telah memberikan sosialisasi kepada CJH sejak keputusan kenaikan biaya haji disahkan.

Bahkan, menurut Rofik, beberapa kali pemerintah telah memperpanjang tenggat waktu pelunasan biaya haji agar para calon jemaah haji bisa melunasi biaya tepat waktu.

Namun, sampai akhir masa perpanjangan waktu terakhir, beberapa jemaah belum bisa melunasi biaya haji. Alasannya pun bervariasi.

"Usai diputuskan (kenaikan biaya ibadah haji) kami langsung sosialisasikan. Pemerintah juga sudah memberi kelonggaran dengan memperpanjang batas akhir pembayaran," kata Rofik di Lumajang, Kamis (25/5/2023).

"Ada beberapa jemaah belum bisa melunasi. Ada yang belum ada dananya, ada juga faktor-faktor lainnya sehingga mereka tidak bisa berangkat tahun ini," lanjutnya.

Baca juga: 200 Calon Jemaah Haji di Karawang Gagal Berangkat ke Tanah Suci, Ini Penyebabnya

Meski begitu, kata Rofik, CJH yang gagal berangkat ini akan masuk dalam antrean CJH yang akan berangkat tahun depan.

Rofik meminta, CJH yang batal berangkat tahun ini agar melaporkan alasannya ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang.

"Yang belum berangkat tahun ini supaya melaporkan alasaanya pada kami. Sehingga bisa kami laporkan ke provinsi. Apakah nanti diputuskan masuk prioritas (pemberangkatan) tahun depan atau tidak nanti akan disesuaikan dengan aturan pemberangkatan terbaru," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Remaja di Tuban Gemar Lecehkan Payudara di Jalanan untuk Fantasi Seks

Surabaya
Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Perempuan di Surabaya Tertabrak Kereta Usai Kunjungi Tetangga

Surabaya
Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Teten Masduki Dorong PLUT di Seluruh Indonesia Lebih Produktif

Surabaya
Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Sepeda Motor Korban Tawuran hingga Tewas di Surabaya Hilang

Surabaya
Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Kecelakaan Lalu Lintas, Pengendara Motor di Bojonegoro Tewas Tertimpa Truk Boks

Surabaya
Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Pengusaha Warung Madura Protes Imbauan Kemenkop-UKM soal Jam Operasional: Jangan Matikan Usaha Kami

Surabaya
Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Aksi Pengeroyokan Terjadi di Kota Malang, Motifnya Tak Jelas

Surabaya
Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Nenek di Bojonegoro Ditemukan Meninggal, Anjing Peliharaannya Setia Menjaga

Surabaya
Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Polemik Imbauan Jam Operasional Warung Madura, Sosiolog Universitas Trunojoyo: Tidak Adil

Surabaya
Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Mahasiswa di Kota Malang Curi Laptop dan HP Milik Teman Kontrakannya

Surabaya
Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Gembiranya Warga Tulungagung Usai Timnas Menang dari Korsel, Ceburkan Diri ke Kolam

Surabaya
Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Cerita Penghulu di Lumajang Seberangi Banjir Lahar Semeru demi Nikahkan Warga: Saya Doa Terus

Surabaya
Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Cekcok Urusan Cucu dan Arisan, Kakek 64 Tahun di Tuban Bunuh Istrinya lalu Coba Akhiri Hidup

Surabaya
Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Kesaksian Pedagang soal Tawuran Tewaskan 1 Pemuda di Wonokusumo: 100-an Remaja Bawa Senjata

Surabaya
Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Setor Rp 65 Juta demi Dipekerjakan ke Inggris, Warga Madiun Diduga Ditipu dan Lapor Polisi

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com