SUMENEP, KOMPAS.com - Krisis pangan berupa kelangkaan beras terjadi di Kepulauan Masalembu, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Hal itu terjadi usai aktivitas pelayaran keluar masuk Kepulauan Masalembu lumpuh total akibat cuaca ekstrem selam dua pekan terakhir. Akibatnya, kapal penumpang hingga logistik tak bisa berlayar menuju Masalembu.
Anggota DPRD Sumenep asal Masalembu Darul Hasyim Fath mendorong pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui BPBD Sumenep turun tangan mangatasi persoalan itu.
"Kami mendorong BPBD Kabupaten Sumenep mengambil langkah sebagai wujud dari tindakan proteksi atas warga," kata Darul kepada Kompas.com, Senin (27/2/2023).
Darul menjelaskan, gelombang tinggi hingga angin kencang yang melanda wilayah Masalembu membuat pelayaran lumpuh total.
Menurutnya, krisis pangan melanda kepulauan terluar di Kabupaten Sumenep itu salam sepekan terakhir.
Darul berharap Pemkab Sumenep dan Pemprov Jawa Timur mencari solusi agar krisis pangan di Pulau Masalembu tidak bertambah parah.
Menurut dia, kapal perang milik TNI bisa dikerahkan untuk menyuplai sembako karena tahan terhadap badai. Apalagi, berdasarkan data BMKG, badai baru reda sekitar Jumat (3/2/2023) mendatang.
"Selama sepekan terakhir krisis pangan tengah dialami warga Pulau Masalembu," pungkasnya.
Sebelumnya, krisis pangan di Kepulauan Masalembu Sumenep juga diakui salah seorang warga bernama Tallib (53).
Warga Dusun Baru, Desa Masalima, Kepulauan Masalembu, Kabupaten Sumenep itu mengaku selama dua pekan daerahnya terisolasi dari aktivitas pelayaran. Krisis pangan berupa beras langka terjadi di daerah tersebut.
"Beras mulai langka, dan kalau ada pun harganya sangat tinggi," kata Tallib kepada Kompas.com, Senin (27/2/2023).
Tallib mengaku, kelangkaan berasa di Masalembu terjadi sejak satu pekan terakhir. Toko kelontong yang biasanya menjual beras untuk kebutuhan warga kini terpantau kosong.
Baca juga: Terdampak Cuaca Ekstrem, Kapal Tongkang Hilang di Perairan Masalembu Sumenep
Kalau pun ada, harga yang diberikan sedikit lebih mahal dibandingkan harga normal. Untuk satu kilogram beras dipatok menjadi Rp 16.000 dari Rp 11.000.
"Kami berharap cuaca membaik, kalau pun tidak, semoga pemerintah daerah memberikan perhatian," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.