Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Cabuli 5 Siswa Laki-laki, Guru SD di Trenggalek Dilaporkan ke Polisi

Kompas.com, 29 Januari 2023, 11:07 WIB
Slamet Widodo,
Krisiandi

Tim Redaksi

TRENGGALEK,KOMPAS.com - Seorang guru Agama AS (50) di sebuah sekolah dasar (SD) di Kecamanatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, diduga melakukan pelecehan seksual terhadap lima anak didiknya.

Sejak kasus dugaan pencabulan tersebut mencuat, AS sudah dimutasi ke sekolah lain.

Polisi menerima laporan dugaan pelecehan seksual tersebut pada Jumat, (27/1/2023). Berdasarkan laporan, polisi melalukan pemeriksaan terhadap para saksi sekaligus korban sebanyak lima anak.

"Saat ini sudah dilakukan pemeriksaan terhadap lima orang, yang masih duduk di bangku kelas empat, lima, dan enam Sekolah Dasar," terang Kasatreskrim Iptu Agus Salim di rumah dinasnya, Minggu (29/07/2023).

Baca juga: Tak Hanya Kencani dan Bunuh Siswi SMP di Sukoharjo, Nanang Pernah Cabuli Mertua serta Aniaya Anak Istri

AS diduga melakukan pelecehan seksual terhadap para anak didiknya tersebut perpustakaan SD tempat ia mengajar. Menurut pengakuan korban kepada polisi, AS melancarkan aksi bejatnya selama 4 tahun belakangan.

"Salah satu korban menjelaskan, dilecehkan pelaku sejak kelas 1 dan terakhir kelas 4. mengaku sudah 4 kali dilecehkan oleh diduga pelaku," terang Iptu Agus Salim.

Guna melancarkan aksinya, terduga pelaku membujuk korban untuk minta tolong merapikan buku di perpustakaan.

Karena situasi perpustakaan sepi, AS bisa dengan bebas melecehkan para korban yang semua laki-laki.

"Terduga pelaku, memanggil korban ke ruang perpustakaan, dengan alasan minta bantuan merapikan buku," ujar Iptu Agus Salim

Setelah korban berada di perpustakaan dan situasi sepi, terduga pelaku mengunci pintu dari dalam. Selanjutnya terduga pelaku melecehkan korbannya.

Baca juga: Kronologi Ayah di Banyuwangi Cabuli Anak Kandung yang Berusia 7 Tahun

"Namun tidak sampai mengarah ke sodomi," ujar Iptu Agus Salim.

Tidak hanya itu, AS juga seolah minta tolong kepada korban agar dibelikan rokok. Kemudian diberi upah Rp 5.000.

Salah seorang orangtua korban menyadari ada perubahan psikologis pada anaknya. Korban kemudian mengaku setelah didesak orangtuanya.

"Konsentrasi belajar anak menurun, kalau sekolah terkesan ketakutan, nafsu makan korban berkurang, selalu gelisah di rumah. Setelah ditanya orang tuanya, korban menceritakan semua yang dilakukan terduga pelaku," ujar Iptu Agus Salim.

Didasarkan pada pengakuan anaknya, orangtua korban melaporkan kejadian tersebut ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Trenggalek.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau