Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepsek di Banyuwangi yang Cabuli Muridnya Sering Dapat Kiriman Video Porno dari Teman

Kompas.com - 19/01/2023, 17:42 WIB
Rizki Alfian Restiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kepala Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Cluring, Banyuwangi, Jawa Timur berinisial ML mencabuli muridnya lantaran sering menerima kiriman video porno di ponselnya.

Baca juga: Diduga Cabuli Murid, Kepsek di Banyuwangi Ditetapkan sebagai Tersangka

"Yang bersangkutan mengaku sering mendapat kiriman video porno dari temannya. Akhirnya sering nonton," kata Wakasat Reskrim Polresta Banyuwangi, AKP Badrotin Hidayat, saat ditemui Kompas.com di ruangannya, Kamis (19/1/2023).

Pelaku kemudian terpengaruh hingga melakukan pencabulan kepada murid-muridnya yang masih duduk di usia sekolah dasar (SD).

"Akhirnya si murid ini yang jadi korbannya," ungkap Badrotin Hidayat.

Baca juga: Perempuan Ditangkap karena Selundupkan Sereal Campur Psikotropika ke Lapas Banyuwangi

Pelaku yang juga ketua yayasan tersebut, melancarkan aksI pencabulan kepada tiga korbannya dengan bermacam-macam cara.

"Ada yang diciumi bibirnya, dicium pipinya, diraba paha hingga dipegang bagian kemaluannya," tutur Badrotin Hidayat.

Modus pelaku yakni merayu korban dengan menawarkan iming-iming kepintaran.

"Pelaku merayu dengan bilang kepada korbannya 'kamu mau pintar apa enggak', begitu," ujar Badrotin Hidayat menirukan ML.

Usai berhasil merayu, pelaku kemudian melancarkan aksinya kepada korban. Mirisnya, pelaku memberi uang tutup mulut kepada korban senilai Rp 2.000.

"Pelaku juga mengancam korban agar tidak bilang kepada siapa-siapa," ungkapnya.

Baca juga: Pria di Banyuwangi yang Lempar Bom Molotov ke Rumah Kekasih, Terinspirasi Perang Rusia-Ukraina

Wakasat Reskrim Polresta Banyuwangi menjabarkan, pencabulan dilakukan pelaku di berbagai tempat dan waktu yang berbeda-beda.

Seperti di ruangan sekolah hingga saat mengantar jemput siswa.

"Ada yang di ruang guru, ada juga saat di atas motor. Karena di sekolahnya ini ada program antar jemput. Dan yang bersangkutan yang turun sendiri," jelasnya.

Dugaan pencabulan itu dilakukan pelaku kepada sejumlah muridnya dalam kurun waktu enam tahun.

Baca juga: Soal Kecelakaan Fortuner Vs Motor di Banyuwangi, Pelaku Ternyata Bertanggung Jawab

"Tersangka melakukan perbuatan itu sejak tahun 2016 silam. Cukup lama memang, terakhir pada Desember 2022 kemarin," ucapnya.

Atas perbuatannya, pelaku disangkakan Pasal 82 ayat (1), ayat (2), ayat (4) UU RI Nomor 17 tahun 2016 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang Jo Pasal 76E UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo pasal 65 KUHP.

"Diakumulasikan, pelaku ML terancam hukuman paling lama 20 tahun penjara," tandas Badrotin Hidayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

2 Personel Kepolisian di Lamongan Diberhentikan dengan Tidak Hormat

Surabaya
Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Kisah Perjuangan Seorang Petani di Banyuwangi Kenalkan Metode Hitung Cepat untuk Pendidikan Anak-anak Desa

Surabaya
Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Polisi Identifikasi Kelompok Anarko Saat Aksi May Day di Surabaya

Surabaya
Soal Dugaan ODGJ 'Dijual' di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Soal Dugaan ODGJ "Dijual" di Jember, Camat: Tidak seperti Itu

Surabaya
Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Mari Bantu Nenek Hotipah dan Putriya yang Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Tidur Beralaskan Tikar

Surabaya
Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Golkar Siapkan Menantu Soekarwo untuk Pilkada Surabaya

Surabaya
Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Keluarga dari Blora Terperosok ke Saluran Irigasi di Magetan

Surabaya
Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Suami di Kota Malang Aniaya Istri yang Mengandung 4 Bulan

Surabaya
BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena 'Heat Wave'

BMKG Sebut Wilayah Jatim Panas Bukan karena Fenomena "Heat Wave"

Surabaya
Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Kisah Ilun, Cari Rongsokan Sepulang Sekolah untuk Bantu Orangtua

Surabaya
Dugong Ditemukan Mati Membusuk di Pinggir Pantai Pulau Bawean Gresik

Dugong Ditemukan Mati Membusuk di Pinggir Pantai Pulau Bawean Gresik

Surabaya
Jenazah Pria Ditemukan di Kaki Jembatan Suramadu, Polisi Selidiki

Jenazah Pria Ditemukan di Kaki Jembatan Suramadu, Polisi Selidiki

Surabaya
Resmi Dibuka, Gramedia MOG Malang Ajak Puluhan Anak TK Wisata Belanja

Resmi Dibuka, Gramedia MOG Malang Ajak Puluhan Anak TK Wisata Belanja

Surabaya
Tempuh 21 Km Naik Becak, Mantan Rektor Daftar Bacawabup Jember ke PKB

Tempuh 21 Km Naik Becak, Mantan Rektor Daftar Bacawabup Jember ke PKB

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com