BANYUWANGI, KOMPAS.com - Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Gunung setinggi 2145 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu kini berstatus level II Waspada.
Mengutip data Badan Geologi KESDM RI, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Ijen ditandai dengan meningkatnya kejadian Gempa Embusan dan Gempa Vulkanik Dangkal sejak bulan Juli 2022.
Baca juga: BBKSDA Larang Pendaki Turun ke Kawah Ijen, Waktu Pendakian Juga Dibatasi
Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan pada kedalaman dangkal sebagai akibat dari aktivitas hydrothermal Gunung Ijen.
"Sehingga menyebabkan meningkatnya kejadian embusan di Gunung Ijen," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen, Suparjan, Minggu (8/1/2023).
Dia menjelaskan, peningkatan aktivitas di Kawah Ijen seringkali ditandai oleh perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihanan.
"Itu terjadi akibat naiknya endapan dari dasar danau ke permukaan oleh adanya tekanan gas yang kuat dari dasar danau," ungkapnya.
Selain itu, suhu air kawah Ijen juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya tekanan atau konsentrasi gas yang keluar dari dasar danau.
Dalam kondisi meningkatnya aktivitas Kawah Ijen, biasanya gelembung - gelembung gas di permukaan air kawah akan muncul.
Baca juga: Aktivitas Vulkanik Kawah Ijen Meningkat, Wisatawan Diimbau Tak Mendekat
Bahkan, pada pengukuran suhu air danau tanggal 5 Januari 2023 juga menunjukkan peningkatan, jika dibandingkan dengan hasil pengukuran bulan Desember 2022.
Potensi bahaya yang bisa ditimbulkan dari aktivitas vulkanik Gunung Ijen saat ini, adalah gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen.
"Selain itu juga difusi gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan, dan erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah," ucapnya.
Menurut Suparjan, erupsi freatik itu bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan.
Beberapa kejadian peningkatan aktivitas Kawah Ijen seringkali diikuti oleh kejadian outburst gas atau letusan/semburan gas dari danau kawah Ijen.
"Gas yang menyembur tersebut terutama adalah CO2," imbuh dia.
Baca juga: Ruko di Banyuwangi Terbakar, Kerugian Diperkirakan Capai Rp 750 Juta
Gas CO2 itu mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara, sehingga CO2 yang keluar akibat letusan atau semburan ini, cenderung akan mengalir menyusuri lembah seperti kejadian letusan semburan gas di Kawah Ijen pada Maret 2018 silam.