Kota Surabaya Disebut Sebut Sukses Wujudkan "Herd Immunity", Kemenkes Beri Penghargaan

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur dinilai sukses mewujudkan herd immunity atau kekebalan kelompok di tengah masyarakat selama pandemi Covid-19.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, Kemenkes RI memberikan tiga kategori penghargaan untuk Kota Pahlawan atas capaian tersebut.

Baca juga: ART di Surabaya Bobol Lemari Majikannya, Curi Perhiasan Rp 150 Juta

Ketiga penghargaan ini terdiri dari kategori untuk Instansi (Pemkot Surabaya), Fasyankes (Fasilitas Pelayanan Kesehatan) dan Individu (Kepala Puskesmas).

"Ketiga penghargaan ini diberikan kepada Kota Surabaya. Semua Fasyankes dan Kepala Puskesmas di Surabaya diberikan penghargaan. Secara instansi, pemerintah kota juga diberikan penghargaan," kata Eri di Surabaya, Selasa (3/1/2023).

Eri mengaku bersyukur, berkat sinergi dan kerja keras semua pihak, Surabaya berhasil mewujudkan herd immunity.

Baca juga: Wali Kota Surabaya Wajibkan Pelajar SD SMP Nonton Bareng Film Soera Ing Baja, Eri Berperan sebagai Presiden Soekarno

"Kami berterima kasih karena diberikan apresiasi ini, maka kami semakin yakin kerja secara kekeluargaan jauh lebih hebat dan terasa kepada masyarakat. Ini menjadikan kami untuk melayani masyarakat di bidang kesehatan lebih semangat lagi," ujar dia.

Eri mengungkapkan, capaian vaksinasi di Kota Pahlawan untuk dosis 1 dan 2 sudah di atas 100 persen.

Per tanggal 1 Januari 2023, vaksinasi untuk dosis 3 di Surabaya sudah mencapai 58,51 persen atau melebihi target nasional.

"Kita (dosis 1 dan 2) sudah 100 persen lebih. Yang (dosis) keempat ini mencapai 23,60 persen, karena kalau ini kan baru datang biasanya nyendat-nyendat, karena jumlah vaksinnya. Tapi yang (dosis) ketiga kita di atasnya nasional," ujar Eri.

Baca juga: Prakiraan Cuaca di Surabaya Hari Ini 3 Januari 2022 : Pagi dan Malam Cerah Berawan

Menurut dia, capaian vaksinasi di Kota Surabaya tak lepas dari semangat dari seluruh tenaga kesehatan.

Eri berharap semangat mereka ketika menghadapi Covid-19 dapat diaplikasikan dalam melayani masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan yang lain.

"Tidak hanya Covid-19, tapi kita masih banyak tugas, seperti bayi stunting, gizi buruk dan sebagainya. Semoga (penghargaan) ini menjadi semangat kami untuk menyelesaikan itu semua," tutur Eri.