LUMAJANG, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem yang mengguyur Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, beberapa pekan terakhir, membuat para petani tembakau merana.
Intensitas hujan sedang hingga tinggi yang setiap hari mengguyur wilayah itu membuat para petani kesulitan untuk mengeringkan tembakau.
Baca juga: 5 Rumah di Tempursari Lumajang Tertimpa Longsor
Dampaknya, tembakau akan berwarna hitam dan berbau. Kualitas tembakau yang rendah membuat harganya anjlok.
Salah satu petani tembakau di Desa Yosowilangun Kidul, Kecamatan Yosowilangun, Sugito mengatakan, petani harus bekerja ekstra saat cuaca seperti ini.
"Kalau enggak ada panas kan sulit mengeringkan, jadi mendung sedikit kita sudah panik buru-buru mengamankan tembakau supaya tidak busuk," kata Sugito di Lumajang, Kamis (20/10/2022).
Petani lainnya, Marni mengatakan, cuaca yang tak menentu membuat para petani terancam rugi.
Harga tembakau yang berkualitas rendah itu bisa mencapai Rp 25.000-Rp30.000 per kilogram. Padahal, harga tertinggi tembakau kering bisa mencapai Rp 50.000 per kilogram.
"Kalau hujan gini ya susah, karena harganya itu bisa turun drastis," keluh Marni.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Lumajang Dwi Wahyono menjelaskan, pertaruhan harga tembakau ada pada saat penjemuran hari pertama setelah merajang.
Baca juga: Talud di Desa Argosari Lumajang Longsor, Setengah Bahu Jalan Ambrol
Menurutnya, jika hari pertama cuacanya mendung meski dua hari berikutnya panas, maka kualitas tembakau akan jelek.
"Pertaruhannya pada hari pertama, asalkan panas, hari berikutnya mendung masih tidak masalah, tapi kalau hari pertama sudah mendung ya jelek," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.