LUMAJANG, KOMPAS.com - Zaenal Fanani, pria yang lahir di sebuah desa kecil di sisi selatan Lumajang bernama Karanglo, Kecamatan Kunir, mendadak menjadi buah bibir.
Prestasi yang diraihnya dalam ajang SEA Games 2022 di Vietnam, menjadi bukti kerja kerasnya selama ini.
Pria kelahiran tahun 1991 itu, sejak kecil tidak mempunyai cita-cita menjadi atlet.
Layaknya anak kecil pada umumnya, Fanani suka bermain sepeda keliling desa bersama teman-temannya.
Sang ayah yang melihat hal itu kemudian menjual kayu yang dimilikinya untuk membelikan putranya sepeda BMX.
Namun sang ayah sempat putus asa lantaran Fanani kecil tiba-tiba punya hobi lain, yakni menggembala sapi.
"Dulu ikut balap sepeda itu BMX. Tapi ya gitu, kayak yang nggak niat gitu, nggak pernah menang, tapi masih lolos kalau 5 besar," kata Nur Salim, ayah Fanani saat ditemui di rumahnya, Minggu (22/5/2022).
Menginjak remaja, Fanani bahkan punya cita-cita lain jika kelak sudah dewasa yakni ingin menjadi kuli. Ia juga sempat menjadi kernet untuk truk barang.
Namun Tuhan telah menentukan jalan hidup Fanani untuk sukses di sepeda balap.
Baca juga: Pengasuh Ponpes di Lumajang Diduga Lecehkan 3 Santri, Polisi Sebut Korban Masih Trauma
Saat usianya 18 tahun, ia mulai menekuni olahraga balap sepeda MBT.
Bermodalkan kemampuan balap sepeda BMX, Fanani muda mulai diajak ikut kompetisi ke Malang.
Namun karena tidak memiliki sepeda MBT, ia terpaksa pinjam ke salah satu teman ayahnya.
Untuk ukuran atlet pemula yang baru menekuni dunia MBT, performa Fanani terbilang tidak terlalu buruk.
Fanani berhasil finish nomor 5 dalam kejuaraan daerah (Kejurda) tingkat Jawa Timur.
"Pertama kali itu di Malang, saya masih belum punya sepeda sendiri, akhirnya pinjam punya teman ayah," kata Fanani.