SURABAYA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mencatat sebanyak 2.526 orang terinfeksi HIV/AIDS pada 2021.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Kota Surabaya menjadi daerah dengan jumlah kasus penderita HIV/AIDS tertinggi, yakni 323 orang.
Kemudian disusul Banyuwangi dengan 186 penderita dan Jember 174 penderita. Adapun Kabupaten Pacitan menjadi daerah terendah dengan lima penderita.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina angkat bicara mengenai tingginya angka kasus penderita HIV/AIDS di Surabaya.
Ia menyampaikan, salah satu penyebab utama kasus HIV/AIDS tinggi karena banyak warga luar daerah yang melakukan pengobatan di Kota Surabaya.
"Jadi, banyak warga luar yang berobat ke sini (Surabaya)," kata Nanik di kantor Dinkes Surabaya, Selasa (18/1/2022).
Menurutnya, selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara intensif selalu melakukan sosialisasi dan screening.
Baca juga: Kasus HIV/AIDS di Surabaya Didominasi Laki-laki Usia 25-29 Tahun
Caranya adalah dengan melakukan deteksi dini HIV dan melakukan pendekatan kepada kelompok risiko tertular HIV seperti waria, pekerja seks, IMS (penyakit akibat infeksi yang dapat tertular melalui hubungan seksual), dan pengguna narkoba jarum suntik.
"Lalu pada kelompok rentan tertular HIV, seperti ibu hamil, calon pengantin, pekerja hiburan, ABK (Anak Buah Kapal) dan pekerja pabrik," ujar dia.
Nanik menjelaskan, pihaknya juga melakukan screening pada pasien dengan penyakit tertentu yang kemungkinan dapat disertai oleh HIV, seperti pasien IMS, pneumonia, dermatitis kronis, dan diare.
Dengan semakin gencarnya melakukan screening, alhasil pihaknya menemukan banyak temuan kasus.
"Dengan keaktifan kami, akhirnya kasus semakin tinggi terdeteksinya. Pemeriksaan HIV ini ada di 63 puskesmas di Kota Surabaya, 54 rumah sakit, satu klinik berbasis pemerintah, dan satu klinik milik kantor kesehatan pelabuhan (KKP)," jelas Nanik.
Ia mengaku sebanyak 323 kasus telah ditemukan sepanjang 2021. Para penderita sedang dalam proses pengobatan atau dalam penanganan Pemkot Surabaya.
Ia juga memastikan, penderita dan orang yang tertular HIV tidak menunjukkan gejala apa pun.
Dinkes Surabaya memberikan pengobatan layanan gratis yang diberikan oleh 13 puskesmas dan 10 rumah sakit di Kota Surabaya.