Salin Artikel

Kasus HIV/AIDS Surabaya Tertinggi di Jatim, Kadinkes: Banyak Warga Luar Daerah Berobat ke Sini

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Kota Surabaya menjadi daerah dengan jumlah kasus penderita HIV/AIDS tertinggi, yakni 323 orang.

Kemudian disusul Banyuwangi dengan 186 penderita dan Jember 174 penderita. Adapun Kabupaten Pacitan menjadi daerah terendah dengan lima penderita.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina angkat bicara mengenai tingginya angka kasus penderita HIV/AIDS di Surabaya.

Ia menyampaikan, salah satu penyebab utama kasus HIV/AIDS tinggi karena banyak warga luar daerah yang melakukan pengobatan di Kota Surabaya.

"Jadi, banyak warga luar yang berobat ke sini (Surabaya)," kata Nanik di kantor Dinkes Surabaya, Selasa (18/1/2022). 

Menurutnya, selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya secara intensif selalu melakukan sosialisasi dan screening.

Caranya adalah dengan melakukan deteksi dini HIV dan melakukan pendekatan kepada kelompok risiko tertular HIV seperti waria, pekerja seks, IMS (penyakit akibat infeksi yang dapat tertular melalui hubungan seksual), dan pengguna narkoba jarum suntik.

"Lalu pada kelompok rentan tertular HIV, seperti ibu hamil, calon pengantin, pekerja hiburan, ABK (Anak Buah Kapal) dan pekerja pabrik," ujar dia.

Nanik menjelaskan, pihaknya juga melakukan screening pada pasien dengan penyakit tertentu yang kemungkinan dapat disertai oleh HIV, seperti pasien IMS, pneumonia, dermatitis kronis, dan diare.

Dengan semakin gencarnya melakukan screening, alhasil pihaknya menemukan banyak temuan kasus.

"Dengan keaktifan kami, akhirnya kasus semakin tinggi terdeteksinya. Pemeriksaan HIV ini ada di 63 puskesmas di Kota Surabaya, 54 rumah sakit, satu klinik berbasis pemerintah, dan satu klinik milik kantor kesehatan pelabuhan (KKP)," jelas Nanik.

Ia mengaku sebanyak 323 kasus telah ditemukan sepanjang 2021. Para penderita sedang dalam proses pengobatan atau dalam penanganan Pemkot Surabaya.

Ia juga memastikan, penderita dan orang yang tertular HIV tidak menunjukkan gejala apa pun.

Dinkes Surabaya memberikan pengobatan layanan gratis yang diberikan oleh 13 puskesmas dan 10 rumah sakit di Kota Surabaya.


Kemudian, dinkes juga memberikan pendampingan, konseling, dan memberikan home care ke rumah penderita HIV, serta memberikan dukungan.

"Dari kelurahan juga memberikan susu dan permakanan untuk penderita yang tidak mampu. Kita juga selalu memberikan informasi yang komprehensif terhadap pencegahan penularan, yang rutin kita lakukan kepada sekolah, mahasiswa, kelompok pekerja hiburan dan masyarakat luas yang rentan terhadap penyakit ini," tutur Nanik.

Tak hanya itu, pihaknya membentuk petugas penjangkau yang menjangkau kelompok-kelompok berisiko dengan melakukan akses pemeriksaan HIV di layanan Dinkes Kota Surabaya.

Kemudian melakukan monitoring pemberian pengobatan dengan pemeriksaan secara berkala, serta berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olah Raga serta Pariwisata untuk mendatangi rumah hiburan.

"Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sampai dengan tahun 2021 lalu adalah penurunan signifikan dibanding tahun 2018 yang paling tinggi. Maka skrining terus kami lakukan dan Kota Surabaya juga memiliki Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) yang aktif pada 31 kecamatan," ujar Nanik.

https://surabaya.kompas.com/read/2022/01/19/082048678/kasus-hiv-aids-surabaya-tertinggi-di-jatim-kadinkes-banyak-warga-luar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke