SURABAYA, KOMPAS.com – Bonek Disaster Response Team (BDRT.27) menggalang dana untuk membantu korban banjir dan tanah longsor di Pulau Sumatera, khususnya di Aceh dan Sumatera Barat.
Penggalangan dana tersebut dilakukan melalui aksi turun ke jalan oleh suporter Bonek dan Bonita dari berbagai komunitas.
Ketua Umum BDRT.27, Mohammad Rizky Aminullah atau Ciki, mengatakan bahwa kegiatan donasi dipusatkan di posko BDRT. Dana yang terkumpul berasal dari aksi turun jalan serta setoran komunitas, terutama dari Tribun Green Nord.
“Teman-teman Bonek Bonita turun jalan di sejumlah titik lampu merah Surabaya setiap hari. Donasi itu kemudian disetorkan ke posko,” kata Ciki, pada Kamis (11/12/2025).
Baca juga: Cara Unik Galang Donasi Korban Bencana Sumatera, Gunakan Keropak Sederhana
Sejumlah titik yang menjadi lokasi penggalangan dana, antara lain lampu merah Kebun Binatang Surabaya, Kertajaya, MERR, dan titik lainnya.
Hingga saat ini, posko BDRT telah mengumpulkan dana Rp 102 juta dari donasi tunai maupun transfer.
Menurut Ciki, dana tersebut akan diprioritaskan untuk wilayah yang terisolasi, posko pengungsian, serta warga yang terdampak langsung bencana.
“Target utama bantuan adalah daerah-daerah yang sulit dijangkau,” ujarnya.
Tak hanya menggalang donasi, BDRT juga memberangkatkan tim relawan ke Sumatera Barat, mulai 1 Desember 2025.
Ciki mengatakan, setibanya di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tim langsung bergabung membantu proses evakuasi. Saat ini, relawan masih berada di wilayah tersebut.
Pada tahap awal, BDRT mengirim lima personel, terdiri dari tiga anggota BDRT dan dua anggota SAR Surabaya. Mereka dibagi ke dua klaster, yaitu klaster pencarian dan pertolongan, serta klaster asesmen dan penyaluran bantuan.
“Di lapangan ada yang fokus pencarian korban, ada yang mengumpulkan data, dan ada yang membantu pengungsian yang membutuhkan ambulans. Sementara tim di posko Surabaya fokus pada operasional penyaluran donasi dari masyarakat,” kata Ciki.
Baca juga: Ribuan Bonek Penuhi Area Gelora 10 November Rayakan Ultah Ke-98 Persebaya Surabaya
Menurut Ciki, kondisi cuaca ekstrem sempat menghambat proses evakuasi. Hujan deras sejak kedatangan membuat sebagian relawan mengalami kelelahan dan meriang.
“Cuaca yang tak menentu menghambat evakuasi dan penyaluran bantuan ke daerah pelosok,” ujarnya.
Bahkan, Ciki menggambarkan kondisi di lokasi bencana sangat memprihatinkan. Sebab, banyak rumah tertimbun lumpur dan beberapa hancur total.
Selain itu, akses jalan banyak yang terputus sehingga personel harus mengantisipasi medan berat dan lumpur dalam.
Sebagai bagian dari potensi Basarnas, BDRT juga berkoordinasi dengan Basarnas, kepolisian, dan instansi lain di lapangan.
Mereka bertugas mencatat sejumlah kebutuhan mendesak, antara lain air bersih, sanitasi, kebutuhan anak, sembako, pakaian dalam, serta hunian sementara (huntara).
“Bagi masyarakat di manapun berada, jangan lelah berbuat baik untuk saudara-saudara yang terkena musibah,” kata Ciki.
Dia pun berharap para korban tetap berdoa dan berusaha untuk bangkit.
“Semoga bencana ini segera pulih dan kondisi kembali seperti semula.” imbuhnya.
Lebih lanjut, Ciki mengungkapkan bahwa relawan bonek diterima dengan baik oleh warga korban bencana.
“Alhamdulillah masyarakat merespons dengan baik adanya Bonek yang membantu di lapangan,” katanya.
Baca juga: Unair Kembali Kirim Relawan ke Lokasi Bencana Sumatera, Rektor Tekankan soal Pengabdian
Ulurkan tanganmu membantu korban banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di situasi seperti ini, sekecil apa pun bentuk dukungan dapat menjadi harapan baru bagi para korban. Salurkan donasi kamu sekarang dengan klik di sini