LUMAJANG, KOMPAS.com - Petugas gabungan dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Lumajang dan polisi mengevakuasi seorang lansia dari Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Minggu (7/12/2025).
Petugas terpaksa menandu lansia tersebut karena sudah tidak kuat untuk berjalan menerjang derasnya banjir lahar hujan Gunung Semeru di Sungai Regoyo.
Diketahui, kakek yang ditandu itu bernama Saroh, warga Dusun Sumberlangsep.
Petugas Puskesmas Candipuro, Febi mengatakan, Kakek Saroh harus ditandu keluar dusun karena sudah tidak kuat berjalan.
Baca juga: Banjir Lahar Semeru Timbun 17 Rumah di Candipuro, Warga Mengungsi ke Bukit
Menurut dia, para lansia dari Dusun Sumberlangsep termasuk Kakek Saroh, akan dievakuasi ke Balai Desa Jugosari untuk mendapatkan penanganan medis.
"Ada lansia enggak kuat jalan makanya kita tandu, ini mau dievakuasi ke balai desa," kata Febi di Jugosari, Minggu (7/12/2025).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Isnugroho mengatakan, saat ini pihaknya fokus melakukan evakuasi warga lansia dan anak-anak.
"Lansia itu jadi prioritas kami kalau bisa berada di camp pengungsian dan tadi sudah ditangani oleh tim dari dinas kesehatan," kata Isnugroho.
Baca juga: Banjir Lahar Semeru, 5 Ibu Hamil Enggan Dievakuasi, Pilih Mengungsi ke Bukit
Terkait dampak banjir lahar Gunung Semeru, menurut Isnugroho, menyebabkan 15 rumah warga di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, tertimbun material vulkanik Gunung Semeru.
Selain itu, tiga unit sepeda motor warga dan satu bangunan masjid juga tertimbun material material vulkanik Gunung Semeru.
Dusun lain yang terdampak banjir lahar yakni Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, di mana terdapat dua rumah warga yang tertimbun.
"Data terbaru di Sumberlangsep saja ada 15 rumah dan satu masjid, yang di Kajang Kosong Dusun Kebondeli ada dua rumah yang tertimbun," ujar Isnugroho.
Isnugroho mengingatkan, risiko banjir lahar masih akan terjadi sampai akhir Desember 2025.
Oleh karena itu, warga yang berada di sekitar aliran lahar Gunung Semeru diminta untuk waspada dan mengevakuasi diri saat banjir menerjang.
"Imbauan kami agar warga sementara waktu mengevakuasi diri ke tempat aman karena risiko banjir lahar masih bisa terjadi," tandas Isnugroho.
Baca juga: Banjir Lahar Semeru, Jalur Lumajang-Malang Via Jembatan Gladak Perak Ditutup
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang