Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Lereng Gunung Arjuno, Bergandeng Tangan Pulihkan Lahan Pascabencana

Kompas.com, 7 Desember 2025, 15:17 WIB
Suci Rahayu,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 BATU, KOMPAS.com - Kawasan lereng Gunung Arjuno, khususnya di Dusun Segundu, Desa Sumbergondo Bumiaji, Kota Batu, menjadi saksi rentetan bencana ekologis dalam beberapa tahun terakhir.

Banjir bandang yang pernah terjadi pada tahun 2021 dan kebakaran hutan tahun 2022 serta 2023 meninggalkan luka panjang pada lanskap dan mata pencaharian warga.

Namun di balik kerusakan itu, muncul upaya kolektif untuk memulihkan ekosistem sambil tetap menjaga keberlanjutan hidup para petani.

Upaya menjaga lereng Gunung Arjuno bukan hanya soal menanam kembali, tetapi juga membangun kesadaran bahwa lahan yang sehat menjadi akar dari keberlanjutan hidup warga. 

Bagus Setiawan, Head of Security Department PT United Tractors Tbk menyebut, kawasan Pusung Lading, seluas 5–7 hektare menjadi salah satu lokasi terparah terdampak banjir dan longsor.

Baca juga: Macet Panjang di Jalan Malang-Surabaya akibat Tembok Penahan Tanah Ambrol

“Kolaborasi kami dengan Perhutani merawat sehingga hasilnya bisa maksimal menghasilkan buah yang bisa membantu mencegah kelongsoran,” ujar dia, kepada jurnalis termasuk Kompas.com.

Ia menjelaskan, kawasan tersebut juga sempat mengalami kebakaran hutan pada 2023. Kini, pemulihan dilakukan melalui penanaman kembali, pembibitan, serta pemantauan rutin.

“Di Desa Sumbergondo ini tahun lalu sudah kami bangun masyarakat sadar hutan dan sadar bencana kolaborasi dengan PNBB untuk membantu menganalisa dan dampak risiko kebencanaan."

"Nah ini yang kita lakukan dengan reboisasi, penanaman, kemudian pembibitan dan proses monitoring ini yang rutin kita lakukan,” tutur Bagus Setiawan.

Menurut dia, kerja sama dengan aparat dan warga juga dilakukan untuk mencegah pembalakan liar yang dapat memperburuk risiko bencana.

“Kami kolaborasi dengan rekan-rekan Brimob sehingga ketika ada pembalakan, pemotongan dan pembabatan langsung diselesaikan,” imbuhnya.

Di sisi lain, para petani menjadi garda terdepan pemulihan lahan. Salah satunya Joko Wibisono, petani yang lahannya berada di lereng Arjuno dan menjadi saksi perubahan bentang alam setelah kebakaran.

“Ini dulu bekas kebakaran tahun 2022 langsung ada bantuan dari United Tractor dan langsung kita jalankan supaya mencegah longsor,” kata petani asli Bumiaji itu.

Wortel jenis Berastagi salah satu sayuran yang ditanam di lereng Gunung Arjuno di kawasan Dusun Segundu, Desa Sumbergondo, Kota Batu, Jawa Timur.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Wortel jenis Berastagi salah satu sayuran yang ditanam di lereng Gunung Arjuno di kawasan Dusun Segundu, Desa Sumbergondo, Kota Batu, Jawa Timur.

Awalnya, ia hanya menanami lahannya dengan wortel. Namun pada tahun 2023, ia mendapatkan bibit alpukat untuk ditanam di sela-sela tanaman sayur. Kini, di usia tanam tiga tahun, pohon-pohon alpukat itu mulai berbunga.

“Luasnya 1/4 hektar, belum panen masih bunga pertama. Empat tahun itu pertumbuhannya lebih cepat. Kalau wortel ya tiga bulan sekali panen biasanya sebanyak dua ton,” imbuhnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau