BATU, KOMPAS.com - Kawasan lereng Gunung Arjuno, khususnya di Dusun Segundu, Desa Sumbergondo Bumiaji, Kota Batu, menjadi saksi rentetan bencana ekologis dalam beberapa tahun terakhir.
Banjir bandang yang pernah terjadi pada tahun 2021 dan kebakaran hutan tahun 2022 serta 2023 meninggalkan luka panjang pada lanskap dan mata pencaharian warga.
Namun di balik kerusakan itu, muncul upaya kolektif untuk memulihkan ekosistem sambil tetap menjaga keberlanjutan hidup para petani.
Upaya menjaga lereng Gunung Arjuno bukan hanya soal menanam kembali, tetapi juga membangun kesadaran bahwa lahan yang sehat menjadi akar dari keberlanjutan hidup warga.
Bagus Setiawan, Head of Security Department PT United Tractors Tbk menyebut, kawasan Pusung Lading, seluas 5–7 hektare menjadi salah satu lokasi terparah terdampak banjir dan longsor.
Baca juga: Macet Panjang di Jalan Malang-Surabaya akibat Tembok Penahan Tanah Ambrol
“Kolaborasi kami dengan Perhutani merawat sehingga hasilnya bisa maksimal menghasilkan buah yang bisa membantu mencegah kelongsoran,” ujar dia, kepada jurnalis termasuk Kompas.com.
Ia menjelaskan, kawasan tersebut juga sempat mengalami kebakaran hutan pada 2023. Kini, pemulihan dilakukan melalui penanaman kembali, pembibitan, serta pemantauan rutin.
“Di Desa Sumbergondo ini tahun lalu sudah kami bangun masyarakat sadar hutan dan sadar bencana kolaborasi dengan PNBB untuk membantu menganalisa dan dampak risiko kebencanaan."
"Nah ini yang kita lakukan dengan reboisasi, penanaman, kemudian pembibitan dan proses monitoring ini yang rutin kita lakukan,” tutur Bagus Setiawan.
Menurut dia, kerja sama dengan aparat dan warga juga dilakukan untuk mencegah pembalakan liar yang dapat memperburuk risiko bencana.
“Kami kolaborasi dengan rekan-rekan Brimob sehingga ketika ada pembalakan, pemotongan dan pembabatan langsung diselesaikan,” imbuhnya.
Di sisi lain, para petani menjadi garda terdepan pemulihan lahan. Salah satunya Joko Wibisono, petani yang lahannya berada di lereng Arjuno dan menjadi saksi perubahan bentang alam setelah kebakaran.
“Ini dulu bekas kebakaran tahun 2022 langsung ada bantuan dari United Tractor dan langsung kita jalankan supaya mencegah longsor,” kata petani asli Bumiaji itu.
Wortel jenis Berastagi salah satu sayuran yang ditanam di lereng Gunung Arjuno di kawasan Dusun Segundu, Desa Sumbergondo, Kota Batu, Jawa Timur.Awalnya, ia hanya menanami lahannya dengan wortel. Namun pada tahun 2023, ia mendapatkan bibit alpukat untuk ditanam di sela-sela tanaman sayur. Kini, di usia tanam tiga tahun, pohon-pohon alpukat itu mulai berbunga.
“Luasnya 1/4 hektar, belum panen masih bunga pertama. Empat tahun itu pertumbuhannya lebih cepat. Kalau wortel ya tiga bulan sekali panen biasanya sebanyak dua ton,” imbuhnya.