PROBOLINGGO, KOMPAS.com - DPRD Kabupaten Probolinggo menggelar acara olahraga sekaligus ajang pengumpulan aspirasi masyarakat melalui event Kraksaan Aspirasi Run 2025.
Sebanyak 1.000 peserta dari berbagai daerah seperti Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo, Kediri, Nganjuk, Situbondo, Bondowoso, hingga Banyuwangi mengikuti lari sejauh enam kilometer.
Event yang berlangsung Minggu (7/12/2025) ini diikuti masyarakat dari berbagai kalangan, bahkan mereka rela bermalam di penginapan sekitar Kraksaan demi mengikuti acara ini.
Baca juga: Pemprov Kalteng Pastikan Serap Aspirasi Buruh untuk Tetapkan UMP 2026
Lomba dimulai dari alun-alun Kraksaan dan berakhir kembali di tempat yang sama, melewati rute yang meliputi traffic light Kraksaan Wetan, Sidopekso, dan Kelurahan Patokan, lalu finish di alun-alun.
Lomba ini dilepas oleh Bupati Probolinggo Mohammad Haris, dan Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Oka Mahendra Jati Kusuma, bersama Forkopimda.
Kraksaan Aspirasi Run juga menjadi wadah pengumpulan aspirasi masyarakat. Pada saat pendaftaran, peserta diwajibkan menuliskan aspirasi mereka melalui formulir Google.
Alhasil, terkumpul sekitar 1.000 aspirasi yang akan menjadi bahan masukan untuk pembangunan Kabupaten Probolinggo.
Oka Mahendra menegaskan, kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan pemerintah dengan masyarakat dan menghimpun aspirasi secara langsung.
Baca juga: Serap Aspirasi, Gubernur Sherly Temui Massa Aksi
"Kami berharap, event ini dapat digelar lebih besar lagi di tahun mendatang. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya Kraksaan Aspirasi Run 2025," tegas Oka usai menyerahkan hadiah kepada pemenang.
Sementara, Haris turut memberi apresiasi. Dia mengaku tidak menyangka event ini akan berlangsung meriah dan sukses.
Menurut dia, Kraksaan Aspirasi Run adalah cara unik untuk menampung aspirasi sekaligus mempromosikan potensi wisata dan ekonomi lokal.
Igustin Oktafia, warga Kraksaan yang ambil bagian dalam perhelatan ini mengaku melihat dampak positif dari acara ini, khususnya bagi ekonomi masyarakat sekitar.
Pasalnya, pedagang UMKM di sepanjang jalur dan di sekitar garis start mendapat omzet lebih besar, dan penginapan di wilayah Kraksaan mengalami peningkatan kunjungan.
Baca juga: Serap Aspirasi Nelayan Pasuruan, Risma Siap Tingkatkan Kesejahteraan Mereka
Igustin mengaku mendaftar lomba dengan membayar tiket Rp 50.000. Dengan tiket sebesar itu, dia dan seluruh peserta mendapatkan jersey, produk UMKM, minuman kemasan, makanan sarapan, serta medali.
"Ini pesertanya membeludak. Jika tidak dibatasi, peserta bisa tembus 3.000. Acara ini sukses besar," cetus dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang