Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai di Sidoarjo Tembus Rp 100.000 per Kg, Pedagang Keluhkan Pembeli Berkurang

Kompas.com, 5 Desember 2025, 16:43 WIB
Jack Robby Damarjati,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Harga cabai dan sejumlah sayuran di Pasar Baru Porong, Sidoarjo, mengalami lonjakan tajam dalam sepekan terakhir. Untuk cabai kualitas baik, harganya naik menjadi Rp 100.000 per kilogram.

Kondisi ini membuat pedagang terpaksa mengurangi jumlah pembelian partai besar (kulakan) pada Jumat (5/12/2025).

Sri Wahyuni, salah satu pedagang di Pasar Baru Porong mengaku bahwa harga cabai rawit kualitas baik kini tembus Rp 100.000 per kilogram. Padahal, sebelumnya dia masih menjual ke pembeli dengan harga sekitar Rp 95.000 per kilogram.

“Sudah lima hari ini harganya naik Rp 5.000, sekarang harga jualnya sudah Rp 100.000 per kilonya," ujar Sri, Jumat.

Baca juga: Harga Cabai di Pati Tembus Rp 80.000, Warga: Naiknya Cepat Banget, Bikin Pusing

Tak hanya cabai rawit, harga cabai merah besar ikut mengalami kenaikan signifikan. Untuk harga di tingkat pedagang kini mencapai Rp 50.000 per kilogram dari sebelumnya hanya berkisar antara Rp 34.000 hingga Rp 35.000.

Akibatnya, para pedagang mengurangi berat pembelian cabai dalam partai besar.

"Biasanya saya mengambil 15 sampai 35 kilogram cabai rawit per hari, sekarang cuma berani membeli sekitar 5 kilogram saja. Takut enggak laku, yang ada malah rugi karena cabainya busuk," kata Sri.

Tak hanya Sri, Ida Nursanti pedagang cabai lainnya juga merasakan hal yang serupa. Bahkan, dia mengaku bahwa tingkat penjualan cabai miliknya turun drastis jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

"Pembeli turun banyak, biasanya langganan itu kalau belanja bisa sampai setengah sampai satu kilo, sekarang cuma berani ambil satu ons," ujarnya.

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Cabai Rawit di Sumedang Naik Lebih dari 100 Persen

Ida mengaku bahwa banyak dari pembeli yang beralih membeli cabai kering dan juga cabai dengan kualitas rendah karena kenaikan harga cabai dengan kualitas baik.

"Banyak yang ngaku kalau mereka lebih baik beli cabai kualitas rendah dan cabai sudah kering. Kan katanya harganya jauh lebih rendah," katanya.

Kenaikan harga cabai juga dirasakan oleh Sugito, penjual bakso yang ada di wilayah Kecamatan Porong.

Sugito mengaku bahwa sejak harga cabai mengalami kenaikan yang cukup tinggi, dia mulai mengganti cabai segar dengan cabai kering.

“Harga cabai segar sudah terlalu tinggi. Dari pada rugi, ya terpaksa pakai cabai kering karena lebih terjangkau, antara Rp 35.000 sampai Rp 45.000 per kilonya," ujar Sugito.

Tak hanya cabai, kenaikan harga juga terjadi pada komoditas lain seperti wortel yang naik dari Rp 15.000 menjadi Rp 30.000, serta bawang merah dari Rp 40.000 menjadi Rp 55.000 per kilogram.

Para pedagang memperkirakan, kenaikan harga cabai ini merupakan imbas dari cuaca buruk yang terjadi di hampir seluruh wilayah di Jawa Timur.

Baca juga: Harga Cabai di Semarang Meroket hingga Rp 90.000, Warga: Rasa Masakan Jadi Beda

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau