BANGKALAN, KOMPAS.com - Dugaan aksi pencabulan dilakukan oleh U, salah satu pengajar Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.
Bahkan, diduga korban tak hanya satu santri, namun terdapat belasan santri.
Salah satu psikolog yang mendampingi korban, Dr Mutmainah mengatakan, pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap korban sejak mendapatkan laporan tersebut.
Sebab, hingga saat ini korban yang merupakan santri dari pondok itu, masih mengalami trauma.
"Kondisi korban saat ini masih mengalami trauma. Kami terus lakukan pendampingan untuk memulihkan kondisi korban," ujar dia di Bangkalan, Selasa (2/12/2025).
Baca juga: Dua Keponakan Jadi Korban Pencabulan, Paman Desak Polisi Tangkap Guru Madrasah Terduga Pelaku
Selain itu, pihak keluarga korban juga telah melaporkan kejadian tersebut ke Polda Jatim sejak Senin malam (1/12/2025).
"Tadi malam saya juga mendampingi korban saat membuat laporan ke Polda," imbuh dia.
Ia mengaku tak bisa memberikan keterangan detail terkait peristiwa yang dialami korban. Sebab, hal itu menjadi kerasahasiaan antara ia dan korban.
"Untuk detailnya tidak bisa saya sampaikan. Namun tindakan pencabulan itu benar terjadi dan dialami oleh korban yang saat itu masih di bawah umur."
"Kami akan terus memberikan perlindungan pada korban," sambung dia.
Baca juga: Orangtua Resah, Guru Madrasah Terduga Pencabulan 19 Siswa di Jambi Masih Bebas Beraktivitas
Sementara itu, humas Pondok Pesantren Nurul Karomah, Mohamad Iwan Sanusi mengaku sudah mengetahui adanya informasi tersebut.
Ia mengatakan, terduga pelaku berinisial U setiap harinya mengajar mengaji di pondok tersebut.
"Beliau sebagai guru ngaji tidak berjadwal, karena bukan muatan formal," ujar Iwan.
Terkait laporan terhadap U, pihak Ponpes Nurul Karomah mengaku akan kooperatif dan menyerahkan penanganan kasus itu ke pihak yang berwajib.
"Pihak Ponpes menyerahkan prosesnya oknum terduga kepada pihak berwajib dan Ponpes tidak akan menghalang-halangi proses hukum yang nantinya akan digulir," ungkap Iwan.
Baca juga: Terlibat Kasus Pencabulan 2 Bocah, Kades di Toba Ditangkap
Salah satu warga sekitar pondok, AB mengatakan, informasi soal adanya aksi pencabulan di pondok tersebut telah terdengar sejak setahun terakhir.
Bahkan, korbannya diduga belasan santri. "Namun korban banyak yang takut speak up. Informasi dugaan aksi tersebut sudah menjadi rahasia umum di masyarakat sekitar, namun baru naik ke permukaan saat ini," kata AB.
Ia berharap, pihak penegak hukum bisa bertindak tegas dan segera menangkap pelaku. Sebab, ia juga khawatir jika korban akan bertambah banyak.
"Tentu kami khawatir korban bertambah banyak. Apalagi ini korban rata-rata di bawah umur," sebut dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang