SURABAYA, KOMPAS.com - Seorang pria berkaos dan topi biru tampak menyapu daun yang jatuh di sudut barisan nisan putih, Taman Makam Pahlawan (TMP) Ngagel, Surabaya, Senin (17/11/2025).
Kemudian, pria bernama Safiin (36) tersebut berganti mencabut rumput liar yang di sela-sela makam para pahlawan, menggunakan tangan kosong. Dia mengumpulkannya sebelum dibuang.
"Setiap hari ya saya begini, nyapu, mencabut rumput, dari sekitar pukul 06.30 WIB sudah di sini saya, biasanya sampai pukul 16.00 WIB," kata Safiin, saat ditemui di TMP Ngagel, Surabaya, Senin (17/11/2025).
Baca juga: Kisah Horor dan Mistis di Balik Profesi Penjaga Makam di Surabaya, Jarwo: Saya Nggak Percaya
Safiin tampak lelah. Ia terus membasuh keringat yang keluar di dahinya menggunakan bagian leher kaos birunya.
Lalu, dia duduk di depan pintu makam sembari mengipaskan topi lusuhnya.
"Saya sudah dari 2010 jaga makam sini, bersih-bersih makam, kan enak dilihatnya apalagi di sini kan khusus pahlawan ya. Pokoknya total 15 sampai 16 tahunan saya kerja," ucapnya.
Sambil melihat langit, Safiin mengatakan, sebelumnya ia bekerja di salah satu tempat makan di Jakarta. Kemudian, dia beralih menjadi penjaga makam karena pesan ayah sebelum meninggal.
"Dulu kerjanya di tempat makan, ada kateringnya terus diantarkan ke sekolah, kantor begitu. Terus almarhum bapak bilang kerja di Surabaya saja, ada kerjaan di makam pahlawan," ujarnya.
"Rumah saya kan dekat TMP Kusuma Bangsa itu, jadi ya daftar ke Dinsos (Dinas Sosial Surabaya), alhamdulillah diterima. Akhirnya ya sampai sekarang kerja jadi penjaga makam," tambahnya.
Baca juga: Kisah Supriyanto, Penjaga Makam yang Sempat Dihina Warga karena Kesalahpahaman
Safiin mengatakan, ia juga bertugas merawat makam tokoh pahlawan Surabaya, Sutomo alias Bung Tomo dan istrinya, yang berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ngagel Rejo.
"Seneng kalau ada pengunjung, enggak tahu itu keluarga pahlawan atau masyarakat yang pengen lihat-lihat. Soalnya sudah saya bersihkan, saya cuci nisannya, jadinya dihargai," jelasnya.
Pria itu berharap, masyarakat tetap meneruskan tradisi mengunjungi makam para pahlawan. Sebab, menurutnya hal tersebut merupakan cara untuk mengingat jasa mereka pada masa lalu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang