Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atap Pink Bandara Jember Ramai Dikritik Warganet, Ini Penjelasan Akademisi

Kompas.com, 12 November 2025, 16:56 WIB
Mega Silvia,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com - Tampilan baru Bandara Notohadinegoro Jember, Jawa Timur, yang kini memiliki atap berwarna pink, tengah ramai diperbincangkan di kalangan warganet.

Perubahan ini terjadi menjelang dimulainya kembali penerbangan reguler Jember-Jakarta.

Warna mencolok pada atap terminal bandara milik Pemerintah Kabupaten Jember ini viral di media sosial dan memicu beragam reaksi.

Sebagian warga menilai warna pink terlalu mencolok untuk bangunan bandara. Beberapa di antaranya menyarankan agar digunakan warna yang lebih netral seperti abu-abu, putih, atau warna tanah.

Selain itu, ada juga yang menyoroti aspek keselamatan penerbangan, di mana warna terang dianggap berpotensi memantulkan cahaya dan mengganggu pandangan pilot.

Baca juga: Pemkab Jember Siapkan Angkutan Gratis menuju Bandara Notohadinegoro

Menanggapi kritik tersebut, Dosen Manajemen Rekayasa Transportasi Fakultas Teknik Sipil Universitas Jember, Sonya Sulistyono, menjelaskan bahwa standar desain bandara diatur dalam pedoman internasional seperti ICAO (International Civil Aviation Organization) dan FAA (Federal Aviation Administration).

“Secara prinsip, bandara dibagi dua area, sisi udara (air side) dan sisi darat (land side). Semua hal di sisi udara seperti runway, taxiway, dan apron diatur sangat detail, termasuk warna, ukuran, dan tingkat reflektor,” ungkapnya kepada Kompas.com, Rabu (12/11/2025).

Sonya menambahkan bahwa aturan mengenai tampilan atau warna gedung bandara di sisi darat tidak diatur secara ketat.

"Kalau terkait dengan bangunan bandara, sepanjang yang saya ketahui tidak diatur secara rigid. Banyak bandara yang menyesuaikan desain dengan karakter lokal, seperti Bandara Minangkabau, Toraja, atau Banyuwangi,” jelasnya.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa prinsip utama dalam desain bandara adalah menghindari penggunaan bahan atau cat yang memiliki sifat reflektif tinggi.

Baca juga: HUT RI ke-80, Jadi Momen Aktifnya Kembali Bandara Notohadinegoro Jember

“Atap bandara memang sebaiknya tidak memantulkan cahaya. Warna terang seperti putih boleh saja, asalkan tidak ada unsur reflektornya,” katanya.

Sonya berpendapat bahwa pilihan warna pink di atap Bandara Notohadinegoro lebih mengarah pada estetika dan branding daerah, bukan pada aspek keselamatan penerbangan.

“Kalau catnya tidak memantulkan cahaya, tidak ada masalah dari sisi regulasi penerbangan. Setahu saya, aturan tidak secara detail melarang warna tertentu,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa yang perlu dihindari adalah bahan cat dengan kandungan reflektor.

"Kalau catnya seperti cat outdoor biasa tanpa bahan reflektor, sebenarnya aman. Hanya saja, karena bidang atap itu luas, perlu diperhatikan agar tidak menciptakan pantulan berlebihan,” tambahnya.

Sonya menilai bahwa polemik ini bisa diselesaikan dengan komunikasi yang baik antara pengelola bandara dan masyarakat.

Baca juga: Penerbangan dari Bandara Notohadinegoro Jember-Jakarta Dimulai Awal September

“Bila masyarakat atau secara komunitas tak nyaman dengan hal tersebut, bisa berkomunikasi langsung dengan pemkab. Tapi secara teknis, selama tidak ada pantulan cahaya yang membahayakan navigasi, tidak ada pelanggaran aturan,” pungkasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perhubungan Jember, Gatot Troyono, menyampaikan bahwa tidak ada alasan khusus mengubah warna atap bandara.

"Gak ada alasan apa-apa," ucapnya singkat melalui pesan WhatsApp.

Ia juga tidak menyebutkan merek cat yang digunakan, menganggapnya terlalu teknis.

"Yang pasti cat genteng, kalau genteng pakai cat genteng," papar Gatot.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau