Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Tahun Sulit Cari Kerja Selepas Lulus Sekolah, Abdullah Bersyukur Kini Jadi OB di SPPG

Kompas.com, 15 Oktober 2025, 15:38 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Bangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bercat biru di Kampung Bungsang, Kelurahan Mlajah, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur menjadi berkah tersendiri bagi Abdullah Yasin (21).

Jarak SPPG itu dari rumahnya cukup dekat, yakni hanya sekitar 150 meter. Bangunan SPPG yang semula hanya lahan dan bangunan kosong itu disulap menjadi dapur yang memproduksi Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sejak bangunan itu berdiri, ia mulai giat mencari informasi lowongan kerja. Ia lalu mendaftar menjadi office boy (OB) di tempat itu. Abdullah bersyukur, lamaran kerja itu diterima.

"Saya kerja sejak ini diresmikan pada 30 Juli lalu, Alhamdulillah bisa diterima di sini saya sangat bersyukur," ujarnya, Rabu (15/10/2025).

Baca juga: Setahun MBG di SMPN 13 Surabaya: Bikin Siswa Antusias, Apalagi Ada Jumat Berkah

Sejak diterima kerja, Abdullah setiap hari berangkat kerja dengan berjalan kaki dari rumah ke SPPG Bungsang.

Setibanya di Kantor SPPG, ia langsung absen di depan monitor kotak hitam yang tertempel di tembok kantor.

Dalam sekejap, monitor itu merekam wajah Abdullah dan muncul bunyi "terima kasih" sebagai tanda absensi terekam.

Setelah absen, pria bertubuh kecil itu lalu menuju ruang loker dan memakai alat pelindung berupa masker, apron hingga penutup kepala.

"Ini adalah pengalaman pertama saya kerja secara profesional dengan menggunakan berbagai perlengkapan sebelum mulai bekerja," ujarnya.

Ia lalu mengambil sapu serta pengki dan mulai membersihkan seluruh ruangan di SPPG tersebut.

Dua tahun menganggur 

Abdullah yang memiliki tubuh lebih kecil daripada teman seusianya itu mengaku senang bisa bekerja sebagai OB setelah dua tahun menganggur. Sebab, ia kesulitan mendapatkan kerja sejak lulus dari sekolah.

"Sebelumnya, saya hanya kerja serabutan. Kadang bantu ngelas di bengkel. Ya dua tahun itu begitu setelah lulus dari SMK. Saya dulu ambil jurusan arsitektur di SMK," tuturnya.

Meski kini ia bekerja tak sesuai jurusannya, ia bersyukur bisa mendapat rezeki dan pengalaman lewat SPPG itu.

Apalagi, upah yang diterima lebih besar dibandingkan upah minimum kabupaten (UMK) Bangkalan.

"Alhamdulillah setiap hari itu di sini dapat Rp 115.000. Dalam seminggu libur dua hari di Sabtu-Minggu," ucapnya. 

Dari hasil kerjanya sebagai OB tersebut, ia kini mampu membantu perekonomian keluarganya dan bisa membantu membiayai sekolah adiknya yang masih sekolah Madrasah Tsanawiyah (Mts).

"Saya bersyukur bisa ngasih ke adik dan orangtua sejak kerja di SPPG ini," kata dia.

Harapan MBG lanjut 

Abdullah berharap, program MBG bisa terus dilanjutkan. Sebab, ia akan kehilangan pekerjaan jika program itu dihentikan.

"Saya berharap semoga program ini terus berlanjut supaya saya bisa tetap kerja," tuturnya.

Sementara itu, Mitra SPPG Bungsang, Anna Fatima mengatakan, terdapat 52 pegawai di tempat tersebut. Mayoritas pekerja merupakan masyarakat sekitar SPPG.

"Ini sebanyak 40-an pegawai dari masyarakat sekitar. Kami memang ingin membuka peluang untuk masyarakat sehingga bisa menyerap tenaga kerja lokal," katanya.

Selain itu, pemasok bahan baku juga berasal dari petani setempat mulai dari sayuran hingga beras.

"Mayoritas beras kami ambil dari petani setempat. Yang penting kualitasnya sesuai dengan standar kami. Biasanya masyarakat datang menawarkan kesini, kadang beras kadang sayuran juga," imbuhnya.

Tak hanya itu, sisa dari MBG yang tidak dimakan oleh siswa juga banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak oleh warga sekitar.

"Biasanya setelah kita pilah itu, ada beberapa pegawai kami yang ambil untuk pakan bebek dan ayam," katanya. 

SPPG Bungsang melayani sebanyak 3.608 penerima yang terdiri dari 3.608 kelompok bumil, busui, dan balita (3B) serta lima sekolah di Bangkalan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau