SIDOARJO, KOMPAS.com - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, menyiapkan area pengganti sementara untuk asrama para santri setelah tragedi ambruknya bangunan mushala tiga lantai pada Senin (29/9/2025).
Insiden tersebut menyebabkan bangunan mushala hancur rata dengan tanah dan berdampak pada bangunan di sekitarnya, termasuk ruang belajar santri dan asrama.
Gedung di sisi selatan yang terhubung dengan bangunan yang runtuh juga mengalami kerusakan.
Petugas SAR gabungan terpaksa memotong koneksi struktur bangunan tersebut untuk mencegah risiko lebih lanjut saat proses evakuasi berlangsung.
Baca juga: Usai Mushala Ambruk, Ponpes Al Khoziny Diliburkan dan Tunggu Investigasi
Perwakilan Ponpes sekaligus Ketua Alumni Ponpes Al Khoziny, KH M Zainal Abidin, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan ruangan di sisi timur yang dapat digunakan sebagai asrama sementara bagi para santri.
“Ya kami sudah siapkan ruang sebelah timur itu ada halaman lebih luas,” ujarnya pada Selasa (7/10/2025).
Rencananya, area tersebut akan dilengkapi tenda-tenda yang dapat digunakan sebagai tempat tidur para santri sembari menunggu asrama mereka siap digunakan kembali.
“Mungkin kita buat tenda-tenda untuk sementara bisa digunakan untuk menginap para santri,” imbuh Zainal.
Setelah ambruknya mushala, beberapa santri masih memilih tinggal di pondok guna membantu proses evakuasi.
“Hari ini masih ada yang menetap di sini, mengawal membantu proses-proses yang sedang berlangsung,” pungkasnya.
Baca juga: Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny: Kalau Ada Pelanggaran, Ada Kelalaian, Harus Diproses Hukum
Saat ini, sebagian santri menjalani pemulihan mandiri di rumah masing-masing, dan kegiatan belajar mengajar diliburkan sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Insiden ambruknya bangunan mushala yang terjadi sekitar pukul 15.00 WIB itu menimpa para santri yang sedang melaksanakan shalat Ashar.
Berdasarkan analisis dari tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan tersebut adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban yang seharusnya.
Proses pencarian dan pertolongan korban resmi ditutup oleh tim Basarnas pada Selasa (7/10/2025).
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang