PASURUAN, KOMPAS.com - Faradina Hamdi (14), seorang remaja putri asal Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, menorehkan prestasi sebagai pesilat nomor 1 di Kejuaraan Silat Asia di Kashmir, India, pada akhir bulan September 2025.
Dia ingin menjadi atlet nasional dan berprestasi mengharumkan negara Indonesia di mata dunia.
Di rumah yang sederhana, anak kedua dari pasangan Rudi Hamdi dan Nur Hidayati, sejumlah prestasi sudah diukir dari tingkat daerah, nasional dan internasional.
Baca juga: Bentrokan Pesilat dan Warga Pecah di Sukoharjo, Dipicu Geberan Motor
Saat banyak remaja sibuk berselancar di dunia maya, Faradina lebih suka memeluh keringat untuk sebuah prestasi.
"Hanya hari Minggu atau ada kepentingan tertentu saya libur berlatih. Setiap hari dua kali sesi untuk berlatih," terangnya, Selasa (7/10/2025).
Baca juga: Aniaya Polisi yang Bertugas, Seorang Pesilat di Tulungagung Ditahan
Faradina yang duduk di kelas IX SMP Negeri 1 Pandaan hanya mengambil waktu sejenak untuk beristirahat makan dan shalat, selebihnya kegiatan berlatih silat.
Sesi pertama latihan dilakukan pukul 15.00 - 17.00 WIB. Kemudian dilanjut malam hari pada pukul 19.30 - 22.00 WIB.
"Libur latihan hari Minggu atau izin ada keperluan lain," tambahnya.
Untuk prestasi, Faradina termasuk sangat cepat dan berjenjang. Pada 2025, sejumlah kejuaraan silat sudah diraih secara maraton.
Pada Bulan Agustus, dia menjuarai Kejuaraan Provinsi Jawa Timur di kelas F Tanding Putri. Selanjutnya, pada 4 September 2025 menjadi pesilat terbaik dan juara I kelas F Tanding Putri.
"Setelah itu, saya mengikuti kejuaraan asia junior berada di Kashmir, India, 25-30 September 2025 lalu dengan hasil maksimal," katanya.
Di kejuaraan internasional itu, Faradina harus melakukan 3 kali sesi pertandingan yang diikuti 8 negara. Termasuk, menghadapi atlet tuan rumah sebanyak dua kali. Namun, dengan penuh keyakinan dan berbekal latihan rutin, Faradina akhirnya menjadi juara 1 di kelas Junior.
"Saya sebelumnya tidak menduga sama sekali karena lawan saya mainnya bagus. Tapi berkat latihan dan restu orangtua akhirnya impian juara itu terwujud," katanya.
Sementara itu, Trias Rudi Santoso, pelatih Perisai Diri Ranting Pandaan, sekaligus pelatih di Cabang Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kabupaten Pasuruan menjelaskan di kejuaraan tersebut masih memakai peraturan lama yaitu tarikan. Faradina lebih unggul dan lebih siap.
"Karena basic-nya dia itu kuat dan bisa cepat menjatuhkan lawannya," kata Trias sapaan akrabnya.
Saat ini, Faradina berharap dapat menjadi atlet silat profesional dengan bargabung di pelatihan nasional. Karena melalui jenjang pelatihan secara bertahap, dia yakin akan bisa mengukir prestasi yang lebih banyak.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang