SURABAYA, KOMPAS.com - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim menggunakan 2 metode sekaligus untuk melakukan identifikasi jenazah korban runtuhnya mushala di Ponpes Al Khoziny.
Menurut Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim Kombes M. Khusnan, selain menggunakan metode pencocokan DNA, juga menggunakan metode pencocokan data antemortem dan posmortem.
"Jadi dua-duanya kita mainkan mana yang lebih cepat. Karena banyak wali santri yang menunggu," kata Khusnan kepada wartawan di Posko DVI RS Bhayangkara Polda Jatim, Senin (6/10/2025).
Baca juga: Kemenag: Dari 204 Ponpes di Lumajang, Tak Ada yang Mengantongi IMB
Menurutnya, sampel DNA keluarga dan jenazah sudah dikirim semuanya ke Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri di Jakarta.
"Biasanya membutuhkan waktu paling cepat 3 hari baru bisa dilihat hasilnya," ujar dia.
Hingga Senin pagi, Tim DVI sudah menerima 55 kantong jenazah korban Ponpes Al Khoziny.
Sebanyak 5 kantong diantaranya berisi body part atau potongan tubuh korban.
Dari 55 kantong jenazah, 10 diantaranya sudah teridentifikasi, dan sampai saat ini terus dilakukan proses rekonsiliasi.
Baca juga: DVI Polda Jatim Terima 55 Kantong Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny
Sementara itu, proses evakuasi terus dilakukan tim SAR Gabungan di lokasi Pesantren.
Hingga pukul 17.06 WIB, tim SAR gabungan sudah mengevakuasi jenazah korban ke 74.
Tim identifikasi gabunga melibatkan Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polda Jatim, serta Persatuan Dokter Forensik Indonesia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang