BANGKALAN, KOMPAS.com - Dua korban ambruknya mushala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, yakni Nuruddin (13) asal Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega dan Ahmad Rijalul Haq (16) warga Jalan Dapuan, Surabaya, dimakamkan di Bangkalan pada Minggu (5/10/2025) malam.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bangkalan, M Zainul Qomar mengatakan, pihaknya menuju ke Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, selepas magrib ada Minggu.
Terdapat dua jenazah yang dibawa ke Bangkalan. Yakni, jenazah Nuruddin dibawa ke kampung halamannya di Kecamatan Blega, sedangkan Ahmad Rijalul Haq dimakamkan di Desa Kemoning, Kecamatan Tragah.
"Ada dua jenazah asal Bangkalan, dibawa ke Blega dan Tragah," ujarnya, Senin (6/10/2025) dini hari.
Baca juga: 54 Orang Meninggal Dunia, Tragedi Al Khoziny Jadi Bencana Besar, Melebihi Gempa Poso dan Banjir Bali
Qomar mengatakan, jenazah Nuruddin tiba di Blega sekitar pukul 21.00 WIB. Setelah tiba di rumah, jenazah yang sudah di dalam peti itu lalu dishalati. Pihak keluarga juga sempat meminta izin melihat jenazah tersebut.
"Pihak keluarga meminta izin melihat jenazah, lalu mereka merasa lega bisa melihat almarhum. Karena sebelumnya ibunya sempat histeris," jelasnya.
Baca juga: Pengangkatan Puing Runtuhan Ponpes Al Khoziny Diprediksi Berakhir Selasa
Setelah dishalati, jenazah lalu dimakamkan di desa asalnya. Pemakaman dilakukan dengan tidak membawa masuk peti sebab liang lahat tidak cukup.
"Sehingga pemakaman dilakukan tanpa peti," imbuhnya.
Ia mengatakan, kedua orangtua Nuruddin sebelumnya bekerja di Kecamatan Porong, Sidoarjo, dan memilih memondokkan putranya di Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, agar tidak jauh dari orangtuanya.
"Jadi mereka tinggal di Sidoarjo namun untuk kartu keluarganya masih tetap di Bangkalan," jelasnya.
Qomar mengaku, saat ini pihaknya masih terus siaga sembari menunggu informasi hasil identifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim.
Sebelumnya, Nuruddin dan Ahmad Rijalul Haq berhasil diidentifikasi oleh tim DVI Polda Jatim melalui gigi, medis dan barang kepemilikan korban.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang