Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diiringi 1.000 Penari, Warga Lidah Wetan Surabaya Lestarikan Tradisi Napak Tilas Sembrani Bumi Nusantara 2025

Kompas.com, 6 Oktober 2025, 05:55 WIB
Azwa Safrina,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Tradisi kebudayaan leluhur yang telah dilestarikan masyarakat Surabaya, yaitu napak tilas, kembali digelar.

Tahun ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyelenggarakan Napak Tilas Sembrani Bumi Nusantara (SBN) 2025 yang dihadiri ribuan peserta.

Dilansir dari website Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Jawa Timur, napak tilas berasal dari kata "napak" (menapak) dan "tilas" (bekas atau jejak), yang secara harfiah berarti "menapak jejak".

Kegiatan ini melibatkan kunjungan ke lokasi-lokasi bersejarah untuk merefleksikan nilai-nilai perjuangan dan kejadian masa lalu, disertai upacara, doa, atau diskusi sejarah.

Baca juga: Napak Tilas Peringatan Merah Putih Sangasanga, Bupati Kukar Ajak Masyarakat Jaga Nilai Perjuangan

Acara yang berlangsung pada Minggu (5/10/2025) ini melibatkan sekitar 1.000 penari remo dari berbagai sanggar, serta ratusan penari dari SD Negeri Babatan 4, SD Negeri Lidah Wetan IV 467, SD Negeri Lidah Wetan II 462, SKP Negeri 28, dan SMP Negeri 40.

Para penari dan penampil lainnya beriringan berjalan dari Kelurahan Lidah Wetan menuju Taman Bungkul, Surabaya.

Napak tilas kali ini juga menampilkan pertunjukan teatrikal musikal yang mengangkat cerita Joko Berek, yang dikenal sebagai Raden Sawunggaling.

Joko Berek adalah sosok yang berjasa bagi Kota Surabaya, yang dalam pencariannya akan ayah kandungnya, Kanjeng Adipati Jayengrono III, membawa selendang pemberian ibunya.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, melalui Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Dispbudporapar) Surabaya, Hidayat Syah, memberikan apresiasi terhadap tradisi ini.

Penampilan 1.000 penari dalam tradisi Napak Tilas Sembrani Bumi Nusantara yang berlangsung mulai dari Lidah Wetan hingga Taman Bungkul, Surabaya, Minggu (5/10/2025).KOMPAS.com/AZWA SAFRINA Penampilan 1.000 penari dalam tradisi Napak Tilas Sembrani Bumi Nusantara yang berlangsung mulai dari Lidah Wetan hingga Taman Bungkul, Surabaya, Minggu (5/10/2025).

“Seperti apa yang disampaikan pak Wali kota, beliau tetap mensupport kegiatan ini karena sebagai cerminan dan memperkenalkan budaya kepada generasi muda yang mungkin belum tahu ceritanya Sembrani Bumi Nusantara,” ujarnya.

Hidayat juga menekankan pentingnya pelestarian budaya, terutama di wilayah Lidah Wetan yang memiliki sejarah Joko Berek.

“Jadi, memang ini menjadi bukti sejarah dan memang harus kita lestarikan,” ujarnya.

Ia berharap kegiatan ini dapat meningkatkan antusiasme generasi muda terhadap tradisi dan sejarah yang menjadi legenda.

Baca juga: Menyusuri Lorong Kemhan, Napak Tilas Jejak Perjuangan Lengkong dan Bandung Lautan Api

Di tengah acara, Hidayat meresmikan Monumen Patung Jago.Ne Suroboyo di perempatan Jalan Raya Menganti, Kecamatan Lakarsantri.

Patung berbentuk ayam jago ini melambangkan Sawunggaling yang datang ke Surabaya bersama ayam jago kesayangannya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau