SURABAYA, KOMPAS.com - Syaifurrosi Abdillah (13) masih terbaring di RSUD Notopuro Sidoarjo. Pada Kamis (2/10/2025), dia baru saja menjalani operasi amputasi bagian bawah kaki kanannya.
Warga Surabaya itu adalah satu dari 5 santri yang pada Rabu (1/10/2025) sore berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup setelah 3 hari terkubur puing-puing reruntuhan bangunan mushala Ponpes Alkhoziny Sidoarjo.
Syaifurrosi yang biasa dipanggil Rosi mengaku masih ingat saat kejadian dia sedang melaksanakan salat ashar bersama santri lainnya.
"Saat rakaat kedua, atap ambrol. Saya tidak tahu saya di mana, pokoknya gelap," kata Rosi, Jumat (3/10/2025).
Baca juga: 4 Jenazah Dievakuasi, Korban Tewas Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi 9 Orang
Dalam posisi terkubur reruntuhan, dia mengaku masih bisa berkomunikasi dengan beberapa temannya.
Mereka berteriak sekuat suara namun tidak ada yang merespon.
Mereka sempat mencoba menarik mendorong bongkahan beton tapi gagal.
"Akhirnya kami baca istighfar. Kalau capek tidur," ujarnya.
Baca juga: UPDATE Korban Meninggal Ponpes Al Khoziny Bertambah Jadi 9 Orang, Ini Identitasnya
Selama 3 hari, hanya 3 aktifitas yang bisa dilakukan.
"Cuma minta tolong, baca istighfar, terus tidur. Begitu terus," jelasnya.
Seperti diketahui tim SAR gabungan mengevakuasi tujuh korban dari reruntuhan bangunan di Ponpes Al Khoziny pada Rabu lalu
Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, selaku SAR Mission Coordinator (SMC) mengatakan, ketujuh korban dievakuasi dari sektor pencarian Site A1.
"Proses evakuasi berlangsung dramatis karena tim harus lebih dulu membuka akses aman di tengah reruntuhan yang tidak stabil," katanya.
Dari 7 yang berhasil dievakuasi, 5 diantaranya masih hidup.
Mereka adalah Haikal yang berhasil dievakuasi pada pukul 15.22 WIB.