SIDOARJO, KOMPAS.com - Proses evakuasi korban reruntuhan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur telah memasuki masa golden time.
Bangunan yang difungsikan sebagai mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny Sidoarjo mengalami ambruk dan menimpa para santri saat sedang melakukan salat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, Senin (29/9/2025).
Baca juga: Rumah Sakit di Sidoarjo Mulai Siapkan Kantong Jenazah untuk Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny
Proses evakuasi masih berlangsung hingga hari ini, Rabu (1/10/2025).
Artinya, rangkaian peristiwa telah berjalan memasuki hari ketiga atau golden time atau golden triangle.
Dalam misi penyelamatan, golden time merupakan periode kritis dan sangat singkat setelah terjadi suatu kondisi darurat maksimal 72 jam.
Selama kurun waktu tersebut, tim rescue dapat melakukan pendekatan secara aman.
“Fase pertama 72 jam itu adalah rescue phase atau fase penyelamatan,” kata Kepala Subdirektorat Pengendali Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia dari Direktorat Operasi Kantor Basarnas Pusat, Emi Freezer, Rabu (1/10/2025).
Baca juga: 2 Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Berhasil Dievakuasi, 1 Santri dalam Keadaan Hidup
Setelah 72 jam, petugas akan melakukan asesmen kembali.
Apabila kondisi ini membuat status berubah dari responsif menjadi unresponsif.
“Tentu kami akan melaksanakan konsolidasi kembali melibatkan pada pihak keluarga, kita akan ubah metode pendekatan terhadap korban dengan mungkin menggunakan peralatan berat,” terangnya.
Fase tersebut telah berubah dari rescue menjadi recovery. Kemudian petugas akan mengambil satu persatu puing yang bisa diangkat.
“Nah, tadi pada saat pengangkatan, rescue team, ataupun orang yang berinteraksi di bawah ini sudah harus berada di luar titik aman,” bebernya.
Baca juga: Ada Gempa Sumenep, Posisi Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Makin Terperosok dan Terjepit
Sebagaimana diketahui sebelumnya, berdasarkan analisa tim SAR gabungan, penyebab ambruknya bangunan mushala Ponpes Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi akibat ketidakmampuan menahan beban dari kapasitas seharusnya.
Tim SAR gabungan mendeteksi posisi korban berada di 15 titik tersebar di zona A1 dan A2.
Tujuh orang berstatus merah (masih ditemukan tanda kehidupan) dan delapan berstatus hitam (tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan).
Sebanyak 13 orang berhasil dievakuasi petugas. Empat diantaranya dinyatakan meninggal dunia. Sementara lainnya menjalani perawatan di rumah sakit terdekat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang