SURABAYA, KOMPAS.com - Rumah sakit di Sidoarjo mulai menyiapkan sejumlah kantong jenazah, untuk mengevakuasi korban ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo.
Direktur Utama RSUD RT Notopuro Sidoarjo, Dokter Atok Irawan mengatakan, permintaan sebanyak 15 kantong jenazah tersebut disampaikan oleh Polda Jawa Timur (Jatim) dan Basarnas.
"Kami mengkolekting peti dan kantong jenazah, kami serahkan ke sana (Rumah Sakit Islam Siti Hajar)," kata Atok, ketika ditemui di RSUD RT Notopuro, Rabu (1/10/2025).
Baca juga: 2 Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Berhasil Dievakuasi, 1 Santri dalam Keadaan Hidup
Atok mengungkapkan, petugas tengah memusatkan evakuasi korban meninggal dunia, ke RSI Siti Hajar.
Dengan demikian, pihaknya hanya menangani santri yang mengalami luka.
"(Kantong jenazahnya) sudah diminta Basarnas semua jenazah fokus di RSI Siti Hajar. Tetap lah kalau ada korban ada perawatan tetap kami terima," ucapnya.
Lebih lanjut, kata Atok, RSUD R.T. Notopuro tengah merawat sebanyak 8 korban ambruknya Ponpes Al Khoziny.
Mereka mengalami sejumlah luka saat dilakukan evakuasi.
"Ada 8 (korban yang dirawat) 1 kamar 4 pasien, malah yang kemarin operasi di jari-jari yang pagi itu sekarang mau pulang. Jadi, sampai hari ini belum ada lagi yang tambah," jelasnya.
Baca juga: Ada Gempa Sumenep, Posisi Korban Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Makin Terperosok dan Terjepit
Diberitakan sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mencatat, hingga Selasa malam (30/9/2025), sebanyak 91 orang diduga masih tertimbun material bangunan.
"Kami terus berupaya mengevakuasi diduga 91 orang yang masih terjebak di dalam,” kata Muhari, Rabu (1/10/2025).
Jumlah tim SAR gabungan yang dikerahkn untuk penanganan reruntuhan mushala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo sebanyak 332 personel.
Mulai dari BASARNAS, BPBD Jawa Timur, BPBD Sidoarjo, BPBD Nganjuk, BPBD Jombang, BPBD Surabaya, Dinas PU SDA Provinsi, Tagana Dinas Sosial, aparat TNI serta Polri.
Dua eskavator yang disiagakan sejak hari pertama tetapi alat berat tersebut belum juga difungsikan untuk meminimalkan risiko.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang