LUMAJANG, KOMPAS.com - Dewangga Eza Naufal Al Yusan (13), seorang santri Pondok Pesantren Asy-Syarify 01 di Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kini terbaring lemah. Ia mengalami masalah saluran pencernaan sejak tiga bulan lalu.
Ia diduga dipaksa oleh teman pondoknya untuk menenggak larutan Hydrochloric Acid (HCL) atau asam klorida yang ditempatkan dalam botol minuman kemasan.
Informasi mengenai kejadian ini pertama kali terungkap melalui penggalangan dana yang dilakukan pondok pesantren untuk biaya pengobatan Dewangga, yang dipublikasikan di kitabisa.com.
Baca juga: Ponpes di Sidoarjo Roboh Saat Shalat Ashar, Para Santri Berlari Menyelamatkan Diri
Tim Kompas.com kemudian berhasil menemukan tempat tinggal korban dan menyaksikan langsung kondisinya yang sangat memprihatinkan.
Ratna Purwati, ibu korban, menjelaskan bahwa peristiwa tragis ini terjadi pada 10 Juli 2025.
Menurutnya, putra sulungnya itu secara sengaja diberikan larutan HCL oleh teman sekamarnya.
"Pelaku mendapat cairan HCL yang biasanya dipakai untuk pembersih lantai dari sebuah gudang di kawasan ponpes," ujar Ratna.
Ratna melanjutkan, sebelum insiden tersebut, Dewangga baru saja menyelesaikan tugas piket dan merasa sangat haus.
Ia kemudian bertemu dengan pelaku yang membawa larutan HCL dalam kemasan botol minuman bersoda.
"Anak saya ini di pondok, ada kegiatan ngaji pagi dan lanjut piket. Nah, posisi habis piket ini haus, terus tanya soal minuman yang dibawa pelaku."
Baca juga: Santri Bercanda Pakai Borgol, Akhirnya Terjerat, Damkar Jombang Turun Tangan
"Dijawab sama si pelaku kalau itu minuman yang dikasih ibuk-ibuk, terus ya diminum sama anak saya," ungkap Ratna di rumahnya, Senin (29/9/2025).
Setelah meminum larutan HCL, Dewangga langsung mengalami gejala panas dan memuntahkan cairan berwarna hitam.
Ratna menambahkan, pelaku justru terlihat tertawa saat melihat anaknya muntah-muntah.
"Anak saya langsung panas, muntah keluar cairan hitam dan anak yang memberi minuman itu tertawa-tawa," ucap Ratna.
Dewan Pengasuh Ponpes Asy-Syarifiy 01, Ahmad Syaifuddin Amin, membenarkan peristiwa yang menimpa salah satu santrinya.
Ia menjelaskan bahwa tindakan pelaku awalnya merupakan keisengan dengan memindah cairan HCL ke dalam botol minuman bersoda.
Baca juga: Santri Didorong Mandiri Lewat Gernas Ayo Mondok, Pesantren Jadi Pusat Ekonomi Umat
"Cairan ini dipastikan telah tersimpan rapi di sebuah gudang dan jauh dari jangkauan para santri," kata Syaifuddin saat ditemui di area ponpes.
Hingga saat ini, Dewangga masih menjalani perawatan intensif di rumahnya.
Ia belum bisa makan kecuali disuplai susu dan obat khusus dari rumah sakit.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang