Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Pesantren Temboro, Muhaimin Bicara soal Tak Jadi Wapres dan Kemiskinan Ekstrem

Kompas.com, 28 September 2025, 08:37 WIB
Sukoco,
Icha Rastika

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menegaskan dirinya ikhlas tidak terpilih sebagai wakil presiden.

Hal itu ia sampaikan di hadapan ribuan jemaah Pesantren Al Fatah Temboro, Magetan, Jawa Timur, yang melakukan kegiatan ijtima pada Sabtu (27/9/2025) malam.

Dia mengaku saat mencalonkan diri menjadi calon wakil presiden juga meminta doa restu kepada ribuan santri di Pesantren Al Fatah Temboro.

“Secara pribadi tahun lalu sowan Romo Kyai Ubet (pengasuh Pondok Pesantren Al Fatah Temboro) dalam rangka siapa tahu bisa berperan lebih lanjut lebih besar, nyalon wapres. Tapi kalah,” ujarnya disambut tawa hadirin.

Baca juga: Muhaimin: Wamen Rangkap Komisaris Lebih Jelas daripada Orang Enggak Jelas

Meski kalah dalam pilpres, Muhaimin mengaku tidak mempermasalahkan posisinya saat ini.

Ia menilai, jabatan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat yang diberikan Presiden Prabowo Subianto merupakan amanah besar.

“Meski kalah, saya masih diberi kaidah. Meski bukan wapres, menko-menko, ya enggak apa-apa. Yang penting berperan,” katanya di hadapan para kiai dan santri.

Dalam pidatonya, Muhaimin menjelaskan tugas sebagai menko meliputi mengoordinasi, mensinkronisasi, dan memobilisasi enam kementerian di bawah koordinasinya.

Ia menegaskan, keberhasilan maupun kegagalan program pemerintah akan sangat bergantung pada sinergi kementerian tersebut.

Salah satu fokus kerjanya adalah memastikan program bantuan sosial tepat sasaran.

Ia menegaska,  bantuan harus sampai kepada masyarakat miskin dan fakir miskin, tetapi pada saat yang sama harus mendorong kemandirian.

“Bantuan sosial harus tepat sasaran dan tepat kebutuhan. Tujuan yang kedua menuju masyarakat yang berdaya. Harapannya, setelah mendapat bantuan, mereka bisa mandiri dan berdaya,” ucapnya.

Data kemiskinan

Di hadapan ribuan jemaah, Muhaimin juga memaparkan data kemiskinan nasional.

Ia menyebut, saat ini terdapat sekitar 3 juta warga yang masih hidup dalam kategori miskin ekstrem, ditambah 27 juta masyarakat yang masih berada dalam kemiskinan umum.

Baca juga: Beroperasinya Penerbangan Jember-Jakarta dan Harapan Bupati Atasi Kemiskinan

Pemerintah, kata dia, mengalokasikan anggaran hingga Rp 500 triliun per tahun untuk menangani persoalan tersebut.

“30 juta rakyat kita masih amat sangat miskin. Ada anggaran dari pemerintah itu Rp 500 triliun per tahun, tugas saya mengamati dan mendorong agar tepat sasaran dan mewujudkan pemberdayaan,” katanya.

Selain itu, Muhaimin menegaskan komitmen Presiden Prabowo untuk kembali ke konstitusi UUD 1945, khususnya Pasal 33.

Ia menyebut, 10 tahun terakhir pemerintah kurang hadir, sehingga petani tidak hadir.

“10 tahun saya berjuang di parlemen, saya minta maaf belum ada hasil yang memadai. Ini Pak Prabowo turun tangan dan sudah ada mulai ada tanda-tanda baik. Pak Prabowo bertekad pupuk selalu tersedia untuk petani. Itu komitmen agar negara hadir langsung, tidak lagi bergantung pada mekanisme pasar,” katanya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau