JEMBER, KOMPAS.com - Sejumlah warga Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur, terlihat merusak pagar jembatan untuk akses truk bermuatan sound horeg. Peristiwa terjadi pada Rabu (17/9/2025) lalu.
Cuplikan tersebut kini menyebar luas melalui jejaring media sosial. Muhammad Rosul, panitia karnaval Desa Glundengan pun membenarkan adanya tindakan tersebut.
Baca juga: 4 Penjual Miras di Karnaval Sound Horeg, 1 Jadi Tersangka dan Hanya Dijerat Tindak Pidana Ringan
Kepada Kompas.com, Rosul mengatakan, di hari itu, sekitar pukul 13.00 WIB, digelar karnaval di desanya. Sembilan sound horeg didatangkan, satu di antaranya dimuat sebuah truk yang disewa dari Kecamatan Balung, dan berangkat melewati jembatan kecil Desa Glundengan.
Truk yang memuat delapan shaft sound horeg itu terhalang pohon besar yang miring ke jalan.
"Warga spontan merusak tembok jembatan karena pas lewat depan rumah warga bisa," ungkap dia, di Jember, Rabu (24/9/2025).
Sound horeg milik salah satu sekolah swasta di Kecamatan Balung itu, tambahnya, disewa warga seharga Rp 4 juta.
Baca juga: Langgar Aturan, Karnaval Sound Horeg di Banyuwangi Sebabkan Banyak Kerusakan
Warga Dusun Tanjungsari Desa Glundengan itu menjelaskan, truk baru datang menuju start karnaval. Sehingga, seluruh panitia, kata dia, tak tahu jika warga berinisiatif merusak pagar jembatan di jalan kabupaten itu.
"Jadi pagar jembatan yang dibongkar itu bukan rute karnaval," tutur dia lagi.
Ada sekitar 20-40 centimeter pagar jembatan dibongkar menggunakan palu. Namun, Rosul mengatakan, tiga hari setelah karnaval, warga langsung iuran dan kerja bakti memperbaiki pagar yang dirusak.
"Setelah tahu ada yang merusak, kami kumpukan semua panitia karnaval dan warga untuk (evaluasi) memperbaiki jembatan yang dirusak," ujar dia.
Baca juga: Banyak Penjual Miras Saat Acara Karnaval Sound Horeg, Ini Respons Bupati Lumajang
Anggaran yang dihabiskan untuk memperbaiki pagar sebesar Rp 200.000, dan menghabiskan dua karung semen. Lebar jembatan, tambahnya, juga sangat sempit sekitar 3,5 meter.
Menurut dia, sejumlah warga setempat berani merusak pagar jembatan lantaran pada hari sebelumnya ada petugas dari Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Jember mengukur dan merencanakan pembongkaran.
Rosul juga menjelaskan, anggaran kegiatan karnaval Desa Glundengan berasal dari swadaya masyarakat dan dibantu desa. Izin juga sudah dilayangkan, sehingga saat karnaval, polisi juga ada untuk mengamankan acara.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang