TUBAN, KOMPAS.com - Petugas Kepolisian Resor Tuban membubarkan aksi konvoi sepeda motor para pendekar pencak silat yang mengganggu penguna jalan dan meresahkan warga di Jalan Raya Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Sebanyak 39 orang dan 18 unit sepeda motor diamankan petugas kepolisian saat pembubaran aksi konvoi tersebut. Selain itu, 38 buah handphone turut diamankan.
Kasi Humas Polres Tuban, Iptu Siswanto mengatakan, mereka yang berhasil diamankan mengaku anggota perguruan pencak silat dari Rembang, Bojonegoro, Lamongan dan Nganjuk.
Para pendekar pencak silat tersebut rencananya akan menggelar kopi darat (kopdar) di kawasan Pantai Cemara, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Minggu (21/9/2025).
"Ada 36 orang yang diamankan, 26 orang di antaranya masih di bawah umur atau berusia anak-anak," kata Siswanto kepada Kompas.com, Senin (22/9/2025).
Siswanto mengungkapkan, sejumlah atribut perguruan yang digunakan peserta konvoi juga ikut diamankan petugas untuk menghindari adanya potensi gesekan dengan kelompok masyarakat lain.
Baca juga: Cegah Pertikaian Malam Satu Suro, Kapolda Jatim Kumpulkan Pimpinan Perguruan Pencak Silat di Madiun
Sebab, aksi konvoi menggunakan atribut perguruan silat bisa berpotensi menjadi pelaku kejahatan sekaligus juga bisa menjadi korban kejahatan.
"Hasil pemeriksaan, petugas tidak menemukan senjata tajam maupun benda terlarang lainnya," ungkapnya.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendataan terhadap peserta konvoi yang kini diamankan untuk dilakukan pembinaan dan akan diserahkan kepada orangtua masing - masing.
"Mereka hanya konvoi saja dan hingga kini belum ada laporan kerusakan. Namun, banyak laporan dari masyarakat melalui call center 110," ujarnya.
Sementara, sepeda motor yang digunakan konvoi akan dilakukan penilangan dan pemilik yang akan mengambilnya harus melengkapi dengan surat kendaraannya.
Pihak kepolisian meminta seluruh anggota perguruan silat agar menghindari kegiatan yang memperlihatkan atribut komunitas tertentu yang rawan terjadi gesekan.
"Banyak tindak pidana maupun gesekan terjadi akibat ketersinggungan antar-komunitas perguruan silat," tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang