Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Earphone dari Sidoarjo, Menjadi Favorit Musisi Papan Atas Indonesia

Kompas.com, 15 September 2025, 21:38 WIB
Suci Rahayu,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Produksi dengan sentuhan tangan

Meski telah menggunakan teknologi 3D printer untuk menangkap detail bentuk telinga, sebagian besar proses pembuatan masih dikerjakan manual. Dari bahan resin, karbon, hingga limbah kayu jati, semua dipahat tangan untuk menghasilkan bentuk yang benar-benar presisi.

“Bahannya semua impor, ada dari Jerman, Amerika, dan China. Kita pakai material medis khusus supaya aman di telinga. Takutnya orang beli lalu alergi kan bahaya,” ujar Alvon.

Kini, Avara memiliki 9 karyawan, delapan di Sidoarjo dan satu di Jakarta. Menariknya, sebagian besar adalah musisi.

“Karena kebutuhan spesifik, kalau bukan musisi agak susah. Mereka lebih paham karakter suara yang dibutuhkan,” ujar imbuhnya.

Baca juga: Viral Video Polsek Gedangan Sidoarjo Kosong, Kapolsek: Hoaks, yang Rekam Orang LSM Mabuk

Bertumbuh dengan prestasi

Sejak berdiri, Avara terus mengukir prestasi termasuk menjadi Finalis DSC Season 9 tahun 2018, finalis Good Design Indonesia 2020, hingga mewakili Indonesia di ajang NAMM Show 2023 di Amerika Serikat.

Saat ini, 90 persen pasar Avara adalah musisi nasional, sisanya penghobi dan pasar internasional di Singapura, Malaysia, Thailand, serta Australia. Namun baginya, ekspor lebih dimaksudkan untuk memperkuat citra mereknya.

“Inovasi lain, kita sedang kembangkan bahan berkelanjutan. Misalnya limbah kayu jati pecahan dipahat tangan untuk jadi bahan baku CIEM. Jadi ada nilai tambah sekaligus menjaga keberlanjutan,” tuturnya.

Produk dari Sidoarjo, Jawa Timur yang kini menjadi andalan banyak musisi papan atas Indonesia, Avara Custom, manufaktur Custom dan Universal In-Ear Monitor (IEM), sebuah perangkat earphone yang dicetak sesuai dengan bentuk telinga pemakainya.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Produk dari Sidoarjo, Jawa Timur yang kini menjadi andalan banyak musisi papan atas Indonesia, Avara Custom, manufaktur Custom dan Universal In-Ear Monitor (IEM), sebuah perangkat earphone yang dicetak sesuai dengan bentuk telinga pemakainya.

Kisah dari balik panggung

Bagi Alvon, pengalaman berinteraksi dengan musisi selalu menghadirkan cerita unik.

“Ada biasanya cewek-cewek yang menyesuaikan dengan kostum panggung. Misalnya ingin warna hijau segar. Bingung juga kan, hijau segar itu yang mana? Jadi kita bikin beberapa trial sampai mereka suka,” ujar pria yang sempat menimba ilmu di Singapura jurusan komputer. 

Namun, semua tantangan itu tidak membuatnya mundur. Sehingga kini Avara menjadi bagian penting dari panggung-panggung besar musik Indonesia.

“Kalau tempatnya sederhana tapi produknya bagus, itu yang paling penting. Karena buat saya, kualitas akan selalu bicara lebih keras daripada kemewahan,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau