Meski telah menggunakan teknologi 3D printer untuk menangkap detail bentuk telinga, sebagian besar proses pembuatan masih dikerjakan manual. Dari bahan resin, karbon, hingga limbah kayu jati, semua dipahat tangan untuk menghasilkan bentuk yang benar-benar presisi.
“Bahannya semua impor, ada dari Jerman, Amerika, dan China. Kita pakai material medis khusus supaya aman di telinga. Takutnya orang beli lalu alergi kan bahaya,” ujar Alvon.
Kini, Avara memiliki 9 karyawan, delapan di Sidoarjo dan satu di Jakarta. Menariknya, sebagian besar adalah musisi.
“Karena kebutuhan spesifik, kalau bukan musisi agak susah. Mereka lebih paham karakter suara yang dibutuhkan,” ujar imbuhnya.
Baca juga: Viral Video Polsek Gedangan Sidoarjo Kosong, Kapolsek: Hoaks, yang Rekam Orang LSM Mabuk
Sejak berdiri, Avara terus mengukir prestasi termasuk menjadi Finalis DSC Season 9 tahun 2018, finalis Good Design Indonesia 2020, hingga mewakili Indonesia di ajang NAMM Show 2023 di Amerika Serikat.
Saat ini, 90 persen pasar Avara adalah musisi nasional, sisanya penghobi dan pasar internasional di Singapura, Malaysia, Thailand, serta Australia. Namun baginya, ekspor lebih dimaksudkan untuk memperkuat citra mereknya.
“Inovasi lain, kita sedang kembangkan bahan berkelanjutan. Misalnya limbah kayu jati pecahan dipahat tangan untuk jadi bahan baku CIEM. Jadi ada nilai tambah sekaligus menjaga keberlanjutan,” tuturnya.
Produk dari Sidoarjo, Jawa Timur yang kini menjadi andalan banyak musisi papan atas Indonesia, Avara Custom, manufaktur Custom dan Universal In-Ear Monitor (IEM), sebuah perangkat earphone yang dicetak sesuai dengan bentuk telinga pemakainya.Bagi Alvon, pengalaman berinteraksi dengan musisi selalu menghadirkan cerita unik.
“Ada biasanya cewek-cewek yang menyesuaikan dengan kostum panggung. Misalnya ingin warna hijau segar. Bingung juga kan, hijau segar itu yang mana? Jadi kita bikin beberapa trial sampai mereka suka,” ujar pria yang sempat menimba ilmu di Singapura jurusan komputer.
Namun, semua tantangan itu tidak membuatnya mundur. Sehingga kini Avara menjadi bagian penting dari panggung-panggung besar musik Indonesia.
“Kalau tempatnya sederhana tapi produknya bagus, itu yang paling penting. Karena buat saya, kualitas akan selalu bicara lebih keras daripada kemewahan,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang