Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Diketahui Hilang, Alat Pantau Gunung Kelud di Blitar Ternyata Sudah 2 Bulan Tak Berfungsi

Kompas.com, 12 September 2025, 05:19 WIB
Asip Agus Hasani,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Kepolisian Resor (Polres) Blitar menerima laporan mengenai hilangnya belasan unit peralatan di Stasiun Pemantauan Aktivitas Vulkanik Gunung Kelud, yang terletak di hutan lindung Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Hilangnya peralatan di stasiun yang dikenal sebagai Stasiun Jura itu baru terungkap pada hari Senin, 8 September 2025, ketika tim dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Kelud berencana mengevakuasi peralatan untuk pemeriksaan dan perbaikan.

Menurut laporan petugas PGA Gunung Kelud, Budi Prianto, yang disampaikan pada Rabu, 10 September 2025, peralatan di pos tersebut ternyata sudah tidak berfungsi sejak dua bulan lalu.

"Peralatan sudah tidak berfungsi sejak 7 Juli 2025 lalu karena tersambar petir. Ini keterangan dari pihak pelapor," ungkap Ipda Putut Siswahyudi, Kepala Seksi Humas Polres Blitar, saat dikonfirmasi pada Kamis (11/9/2025) malam.

Baca juga: Alat Pantau Aktivitas Vulkanik Gunung Kelud Senilai Rp 1,5 Miliar Dicuri, Ini Dampaknya

Putut menambahkan bahwa hal itu telah dilaporkan ke Badan Geologi Bandung, yang kemudian memerintahkan evakuasi peralatan untuk proses pemeriksaan atau perbaikan.

Rencana evakuasi peralatan Stasiun Jura awalnya dijadwalkan pada 16 Agustus 2025, tetapi tertunda hingga 8 September 2025.

Penemuan tim PGA

Ketika tim PGA tiba di lokasi, mereka menemukan pintu bangunan pos pantau dalam keadaan rusak akibat dibuka paksa.

"Didapati juga sejumlah peralatan yang ada di dalamnya hilang," kata Putut.

Peralatan yang dilaporkan hilang dari Pos Jura mencakup satu unit logger GNSS Leica GR 30, satu unit sensor kegempaan Guralph Certimus CERT-7768, enam unit aki Panasonic, dan satu unit switch hub Moxa.

Kemudian, satu unit DC-DC voltage converter, satu set kabel grounding, penangkal petir, dan panel surya.

Baca juga: Pencurian Alat Pemantauan Gunung Kelud Hambat Mitigasi Erupsi Gunung Api

"Dilaporkan kerugian akibat pencurian ini mencapai Rp 650 juta," tambahnya.

Sebelumnya, nilai kerugian sempat disebutkan mencapai Rp 1,5 miliar.

Budi Prianto dari PGA Gunung Kelud menjelaskan bahwa Pos Pantau Jura berfungsi untuk mendeteksi aktivitas vulkanik Gunung Kelud dari lereng selatan.

Tanpa data dari Pos Pantau Jura, analisis data aktivitas vulkanik Gunung Kelud menjadi kurang komprehensif, meskipun secara umum masih dapat dilakukan karena terdapat sejumlah stasiun pemantauan lainnya.

Gunung Kelud merupakan gunung berapi aktif yang terletak di wilayah Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri.

Erupsi terakhir Gunung Kelud terjadi pada Februari 2014.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau