Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Warga Sekitar soal Pelaku Mutilasi Mojokerto: Orangnya Ramah tetapi Pendiam

Kompas.com, 11 September 2025, 21:55 WIB
Azwa Safrina,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan seorang wanita berinisial TAS (25) yang jenazahnya ditemukan di semak-semak Dusun Pacet Selatan, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, mencuri perhatian publik.

Korban dibunuh oleh kekasihnya, Alvin Maulana (24) dan dimutilasi. 

Polrestabes Mojokerto pun menangkap pelaku pada Minggu (7/9/2025) dini hari di rumah indekos di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Surabaya, Jawa Timur.

Salah satu pemilik warung yang berada di seberang rumah indekos pelaku, Umi mengungkapkan bahwa Alvin merupakan orang yang ramah dan cukup pendiam.

Alvin hampir setiap hari membeli makanan di warungnya.

“Ramah kok orangnya, hampir setiap hari kalau beli makan malam di sini. Memang lumayan pendiam orangnya, tapi sesekali kalau saya ajak ngobrol ya dijawab ramah kok,” kata Umi saat dikonfirmasi, Kamis (11/9/2025).

Baca juga: Ketua RT: 5 Bulan Pelaku-Korban Mutilasi Tinggal Bersama di Kos Tapi Enggan Serahkan Kartu Identitas

Oleh karena itu, ia tak menyangka bahwa pelaku bisa melakukan hal sekeji itu.

“Ya saya tahunya waktu ada polisi di sini ramai-ramai. Baru tahu itu, enggak nyangka saja kalau masnya bisa ngelakuin hal kayak gitu,” ungkapnya.

Ia juga mengaku tidak pernah berkomunikasi dengan korban karena jarang bertemu.

“Kalau sama korban itu saya enggak pernah komunikasi sih, soalnya jarang kelihatan juga,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua RT 01 RW 01 Lidah Wetan, Heru Krisbiantoro mengatakan bahwa pelaku dan korban merupakan orang yang sangat tertutup pada tetangga maupun orang-orang sekitarnya.

“Mereka memang orangnya tertutup, tetangga sekitar saja enggak tahu Alvi itu orangnya seperti apa karena memang jarang banget komunikasi,” ucapnya.

Selain itu, beberapa tetangga indekos yang melaporkan kepada Heru mengatakan bahwa sudah sejak lama Alvi bertengkar dengan korban setiap malam.

“Kalau kemarin dari tetangganya yang sebelah kiri itu bilang kalau mereka berdua sering cekcok setiap malam. Tapi kan tetangganya juga enggak pernah menyangka bakal kejadian sampai begini,” ucapnya.

Baca juga: Ketua RT Ungkap Pelaku Mutilasi dan Korban Sering Cekcok Tiap Malam

Jenazah TAS telah diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Desa Made, Lamongan, Jawa Timur pada Selasa (9/9/2025).

Motif pembunuhan tersebut diduga karena kekesalan tersangka terhadap korban yang telah menumpuk.

Kekesalan itu kemudian meledak menjadi amarah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau