SURABAYA, KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan mengkaji Standar Operasional Prosedur atau SOP dari sistem keamanan lingkungan (Siskamling) yang ada di Surabaya, Jawa Timur, untuk diterapkan dalam skala nasional.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri, Teguh Setyabudi saat bertemu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
"Jadi ini untuk menindaklanjuti, bagaimana kita menjaga Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) pasca-aksi unjuk rasa," kata Teguh di Graha Sawunggaling, Kamis (11/9/2025).
Baca juga: Ahmad Lutfi Terbitkan SE Minta Kepala Daerah di Jateng Aktifkan Sistem Jogo Tonggo dan Siskamling
Teguh mengaku ingin mengetahui secara langsung cara menerapkan siskamling yang tersebar di Surabaya. Sebab, dia berencana menggunakan sistem yang sama dalam skala nasional.
"Pak Wali Kota sudah menyampaikan, akan segera menyampaikan SOP-nya. Nanti kita kaji dan mungkin akan kita bahas, bagaimana kita membuat suatu prosedur SOP secara nasional," ujarnya.
Baca juga: Tindak Lanjut SE Mendagri, Wali Kota Magelang Segera Buat Instruksi Hidupkan Siskamling
Sedangkan, Teguh sendiri merasa terkesan dengan penerapan Siskamling di tengah lingkungan penduduk. Salah satu dampaknya, mencegah perusakan ketika berlangsung kericuhan di Surabaya.
"Dan saya sungguh bersyukur bahwasannya di semua RT yang ada di Kota Surabaya, sudah ada pos kamlingnya, bahkan ada 1 RT lebih dari 2," jelasnya.
"Bahwasannya jumlah pos kamling itu ada lebih dari 9.000, itu luar biasa. Dan ini bisa menjadi penguatan bagaimana Siskamling di kota Surabaya bisa lebih bagus lagi," tambahnya.
Dengan demikian, kata Teguh, pemerintah pusat akan mempelajari penerapan Siskamling yang ada di Surabaya. Mulai dari sarana dan prasarana (sarpras) sampai hingga sistem penjagaannya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah warga Wonokromo bersiaga di kawasannya kerciuhan terjadi di tengah aksi demonstrasi pada Sabtu (30/8/2025) hingga Minggu (31/8/2025) dini hari lalu.
Ketika itu, warga menjaga fasilitas umum (fasum) di wilayahnya agar tidak menjadi sasaran perusakan. Mereka juga menangkap sejumlah orang yang berniat merusak di sepanjang jalan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang