PAMEKASAN, KOMPAS.com - Sebanyak 20 desa di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) campak, Senin (8/9/2025).
Data yang dihimpun Kompas.com, 20 desa tersebar di 9 kecamatan.
Kecamatan Proppo ada 6 desa, Batumarmar 1 desa, Tlanakan 2 desa, Galis 1 desa, dan Kecamatan Pamekasan 3 kelurahan, 1desa.
Sementara 4 kecamatan lainnya di Kecamatan Palengaan ada 1 desa dan Kecamatan Kadur 1 desa, Kecamatan Waru 1 desa dan Kecamatan Pademawu sebanyak 3 desa.
Data per tanggal 7 September 2025, kasus suspek campak sebanyak 432. Naik 56 kasus sejak tanggal 2 September 2025.
Baca juga: Kejar Capaian Imunisasi Campak, Ratusan Siswa SD di Bangkalan Segera Divaksin
Sementara pasien positif campak terbaru sebanyak 175 kasus, satu diantaranya kasus rubela.
Pasien positif meningkat 15 kasus sejak 2 September 2025.
Sedangkan korban meninggal akibat campak tetap 6 balita. 3 korban di antaranya sudah positif, 2 klinis dan 1 korban suspek.
Baca juga: Ribuan Anak di Sumenep Jadi Suspek Campak, Dalam Sehari Bertambah 10 Pasien Baru
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, dr. Saifudin mengatakan, penetapan KLB di 20 desa karena adanya peningkatan kasus suspek secara signifikan.
"Penetapan itu dilakukan agar menjadi kewaspadaan bagi masyarakat dengan adanya kasus campak yang meningkat," kata Saifudin,
Dia mengatakan jika semua petugas kesehatan hingga tingkat kader posyandu ditekankan untuk aktif.
Terutama untuk menyisir kasus suspek campak di wilayah masing-masing.
"Kami minta mereka intensif untuk menemukan kasus suspek di semua desa," katanya.
Baca juga: Campak Juga Menyerang Sidoarjo, Sudah Ada 246 Kasus dan Mayoritas Balita
Ketika ada balita yang sakit mengarah ke campak agar segera dilaporkan.
Selanjutnya untuk segera dibawa ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.
Dinkes menargetkan, penyebaran campak harus berkurang.
Semua balita ditargetkan terimuniasi lengkap.
"Sehingga semua kasus campak bisa tertangani dini. Dan melakukan pencegahan untuk penyebaran lebih meluas," tegasnya.
Saifudin menambahkan, secara berjenjang mulai dari faskes, posyandu dan kader posyandu untuk aktif melaporkan kasus baru.
Temasuk dilakukan tindakan cepat untuk menangani korban lebih parah.
Sehingga kasus kematian campak bisa dihentikan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang