“Kalau ikut, keluarga tidak makan nanti,” sambung dia.
Rezeki di tengah turunnya perekonomian
Sementara itu bagi sebagian orang, penjual bakso bukan sekadar pengganjal lapar, tetapi juga bagian dari nostalgia dan solidaritas stadion.
Dipta, salah satu pembeli sore itu, mengaku selalu mencari jajanan saat berada di sekitar stadion.
“Jadi kebiasaan saya kalau di stadion, apalagi nonton Persebaya atau event besar, pasti cari jajanan. Khususnya bakso," kata Dipta.
“Kalau di stadion biasanya banyak jajanan yang bikin lapar mata. Nah, kalau di GBT ini, baksonya sudah terkualifikasi kan pernah jadi tuan rumah Piala Dunia U17, rasanya okelah,” ujarnya sambil tertawa.
Menurut dia, membeli bakso juga menjadi bentuk dukungan kecil bagi pedagang. Apalagi hanya dengan mengeluarkan Rp 10.000 bisa membuat perut kenyang.
“Selain lapar, ya sekaligus membantu mereka dapat penghasilan. Saya tadi ambil siomay dua, bakso empat, gitu dua, total Rp 10.000, sudah kenyang,” cetusnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang