Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah, Jalan, dan Toko yang Ditutup Saat Unjuk Rasa di DPRD Ngawi Kembali Buka

Kompas.com, 2 September 2025, 10:49 WIB
Muhlis Al Alawi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Ruas jalan utama, toko, dan sekolah sudah dibuka kembali pada Selasa (2/9/2025) pagi ini setelah kemarin sempat ditutup hingga malam hari akibat unjuk rasa yang digelar di DPRD Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Sejumlah ruas jalan yang ditutup, yakni ruas Jalan Yos Sudarso, Jalan MH Thamrin, Jalan Teuku Umar, dan Jalan Jaksa Agung Suprapto.

Ruas jalan itu menjadi akses utama menuju Kantor Pemkab Ngawi dan DPRD Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Baca juga: Prihatin terhadap Pembakaran dan Penjarahan, Mahasiswa Gelar Aksi Damai di DPRD Ngawi

Kepala Dikbud Ngawi, Sumarsono menyatakan, sekolah yang terdampak unjuk rasa kemarin sudah kembali menggelar kegiatan belajar dan mengajar dengan model tatap muka.

“Ini hari sudah normal kembali,” kata dia. 

Kemarin, kata Sumarsono, proses belajar mengajar bagi sekolah yang berada di dekat gedung DPRD dialihkan dengan model daring.

Setidaknya, terdapat empat sekolah yang terdampak dengan model pembelajaran daring.

"Kebijakan ini (sistem daring) khusus untuk sekolah yang dekat dengan Kantor DPRD Ngawi. Sekolah itu di antaranya SMPN 1, SMPN 2, SDN Margomulyo 1, dan SDN Karangtengah 04," kata Sumarsono.

Ia mengatakan, kebijakan itu diambil untuk menghindari gangguan konsentrasi belajar siswa.

Selain itu, untuk mengantisipasi kerumunan orangtua saat menjemput anak di sekitar lokasi aksi.

Baca juga: Pelajar SMK Tangerang Meninggal Usai Ikut Demo di Jakarta, Keluarga Berduka dan Ikhlas

Sementara itu, Gunawan, salah satu pemilik kafe di Jalan Yos Sudarso memilih menutup tokonya kemarin untuk menghindari hal yang tidak diinginkan saat unjuk rasa berlangsung di DPRD Kabupaten Ngawi.

Gunawan bersama warga lain menamakan diri Masyarakat Peduli Ngawi berjaga di sekitar lokasi unjuk rasa.

"Kami ingin Ngawi tetap aman karena Ngawi adalah rumah kita dan tempat kami mencari rezeki. Untuk itu, bila ada pihak luar yang ingin membuat ricuh, maka kami harus menjaganya," kata Gunawan, Senin (1/9/2025).

Ia menyesalkan aksi kericuhan yang hingga berujung pada pembakaran dan penjarahan yang terjadi di sejumlah daerah lain.

Ia menduga kondisi itu dipicu pihak luar yang masuk setelah aksi selesai.

Terlebih, untuk membakar sebuah gedung itu bukan hal yang mudah.

Aksi pembakaran gedung cenderung dilakukan oleh orang terlatih.

"Itu biasanya dilakukan oleh orang yang memang terlatih dan bukan warga biasa. Jadi, kalau ada rusuh, itu saya yakin ulah dari pihak luar,” ujar Gunawan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau