Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Terjadi Ricuh, 2 Kelompok Mahasiswa Batalkan Aksi di DPRD Kota Malang

Kompas.com, 1 September 2025, 14:54 WIB
Nugraha Perdana,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Rencana aksi unjuk rasa besar-besaran oleh mahasiswa di depan Gedung DPRD Kota Malang pada Senin (1/9/2025) dibatalkan.

Keputusan ini diantaranya diambil oleh dua kelompok mahasiswa, yakni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya dan Aliansi Suara Perlawanan Rakyat (SUPER).

Alasan utama mereka membatalkan unjuk rasa hari ini untuk menjaga keselamatan massa di tengah situasi politik yang dinilai tidak kondusif.

Koordinator BEM Malang Raya, Gilang Dalu, mengonfirmasi pembatalan aksi tersebut saat dihubungi pagi ini.

"Iya (aksi dibatalkan)," ujarnya singkat pada Senin (1/9/2025).

Baca juga: Anggota TNI Berjaga di Gedung DPRD Kota Malang

Meskipun aksi hari ini ditunda, Gilang memastikan bahwa gerakan mahasiswa tidak berhenti.

Ia mengisyaratkan akan ada rencana aksi di lain hari, tetapi belum bisa memastikan waktu tepatnya.

"Iya ada (rencana aksi di lain hari)," katanya.

Baca juga: Polresta Malang Kota Pastikan Isu Sniper Hoaks, Warga Diimbau Tetap Tenang

Dalam rilis resminya, BEM Malang Raya menyatakan bahwa penundaan aksi dilakukan hingga situasi lebih kondusif.

Sikap ini diambil dengan memprioritaskan keselamatan rakyat sebagai hukum tertinggi.

"Keselamatan rakyat adalah prioritas utama. Gerakan mahasiswa tidak boleh menambah korban, melainkan menjaga solidaritas demi keamanan bersama," tulis pernyataan sikap BEM Malang Raya.

Aliansi ini juga menegaskan penolakan terhadap segala bentuk anarkisme dan berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan melalui jalur konstitusional seperti kajian kritis, advokasi, dan jalur hukum.

Penjelasan lebih rinci datang dari Koordinator Aliansi Suara Perlawanan Rakyat (SUPER), Naufal Rizky Firdaus.

Dalam keterangan resminya, Naufal menyatakan menarik seruan aksi setelah mempertimbangkan kondisi politik nasional yang tidak menentu.

"Keputusan ini diambil murni atas pertimbangan objektif, mengingat informasi yang berkembang di wilayah Malang Raya terkait potensi besar terjadinya chaos maupun cipta kondisi dari pihak-pihak tertentu," jelas Naufal.

Baca juga: Polresta Malang Kota Amankan 61 Orang dari Aksi Ricuh, Kapolresta Janji Anak-anak Dipulangkan Hari Ini

Lebih jauh, Naufal mengungkapkan kekhawatiran adanya skenario represif yang dapat merugikan gerakan mahasiswa.

"Bahkan tidak menutup kemungkinan situasi represif ini mengarah pada terciptanya keadaan darurat militer terselubung," katanya.

Menurutnya, pembatalan ini merupakan langkah taktis untuk mengutamakan keselamatan massa baik mahasiswa maupun masyarakat luas agar tidak terjebak dalam skenario politik yang dapat merugikan perjuangan bersama.

Dengan demikian, meski aksi di jalanan hari ini ditiadakan, kedua aliansi mahasiswa di Malang menegaskan bahwa perjuangan mereka untuk menyuarakan aspirasi rakyat atas kebijakan pemerintah akan terus berlanjut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau