MALANG, KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Malang membenarkan bahwa asap gas air mata yang ditembakkan aparat untuk membubarkan massa aksi di depan Mapolresta Malang Kota pada Jumat (29/8/2025) malam, sempat masuk ke area rumah sakit.
Kendati demikian, pihak rumah sakit memastikan tidak ada pasien maupun tenaga kesehatan yang terdampak langsung.
"Gas air mata sempat masuk area, namun alhamdulillah tidak ada yang terdampak langsung," kata Kepala Sub Bagian (Kasubag) Humas RSSA Malang, Dony Iryan Vebry Prasetyo, saat memberikan keterangan terkait dampak dari kericuhan tersebut, pada Sabtu (30/8/2025).
Baca juga: Massa Geruduk Mapolresta Malang Kota, Tuntut Keadilan bagi Affan Kurniawan
Ia juga memastikan tidak ada kerusakan fasilitas maupun bangunan rumah sakit akibat eskalasi aksi massa yang terjadi di dekat RSSA.
Meskipun asap tidak menimbulkan korban di dalam rumah sakit, Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSSA tercatat menerima total 17 pasien korban massa aksi solidaritas.
Baca juga: Ribuan Warga Malang Berkumpul di Alun-Alun Merdeka, Suarakan 6 Tuntutan Keadilan untuk Affan
Dari dua pasien yang tersisa, satu orang masih menjalani observasi intensif di IGD, sementara satu orang lainnya telah dipindahkan ke ruang rawat inap untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
"Ada 17 pasien yang masuk IGD RSSA semalam. Namun pagi ini, mayoritas sudah dipulangkan dan tinggal dua orang," jelas Dony.
Sebagai informasi, kericuhan pecah saat massa menggelar aksi menuntut keadilan atas tewasnya Affan Kurniawan. Penembakan gas air mata beberapa kali dilakukan dari depan Mapolresta Malang Kota mulai sekitar pukul 23.00 WIB.
Lokasi yang berdekatan menyebabkan gas air mata terbawa angin hingga memasuki kawasan RSSA.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang