JOMBANG, KOMPAS.com - Hidup dalam kemiskinan sejak bertahun-tahun lalu, nenek 62 tahun di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tak bisa menjadi penerima Bansos dari pemerintah.
Kondisi itu dialami Sulasmi, seorang nenek 7 cucu dari 2 anak, yang tinggal di Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.
Ia hidup sebatang kara di rumah kumuh yang dibangun di atas tanah sewa. Setiap tahun, ia wajib membayar sewa tanah sebesar Rp 600.000.
“Dulu (harga sewa) Rp 400.000, tapi sekarang jadi Rp 600.000 satu tahun,” kata Sulasmi, saat ditemui Kompas.com di tempat tinggalnya, Jumat (29/8/2025).
Baca juga: Emil Dardak Salurkan Bansos di Trenggalek, Tekankan Pentingnya Tepat Sasaran
Meski hidup sebatang kara, dan tidak memiliki penghasilan tetap, namanya tak masuk dalam kategori warga miskin penerima bantuan sosial.
Setiap bulan, Sulasmi hanya menerima bantuan dari Kepala Desa, perangkat desa ataupun warga dan tetangga yang peduli.
“Bantuan pemerintah gak pernah dapat. Yang sering ngasih ya Pak Lurah, tapi bukan bantuan dari pemerintah,” ungkapnya.
Kondisi Sulasmi yang tak pernah mendapatkan bantuan pemerintah dalam skema bantuan sosial (Bansos), juga dibenarkan Kepala Desa Kepatihan, Erwin Pribadi.
“Bu Sulasmi sudah tinggal di sini selama puluhan tahun. Memang benar, selama ini tidak menerima Bansos pemerintah dan tidak masuk sebagai penerima manfaat Bansos,” katanya.
Baca juga: Luhut: Uji Coba Bansos Digital Dimulai di Banyuwangi September 2025
Ia menyatakan bahwa Sulasmi sering diusulkan untuk bantuan sosial, tetapi sistem selalu menempatkannya dalam kategori yang tidak memenuhi syarat.
Sulasmi, jelas Erwin, sudah diusulkan sebagai penerima manfaat pada kategori Desil 1 dalam sistem Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
Kategori Desil 1 dalam DTSEN, kelompok 10% rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan terendah, yang sering kali masuk dalam kategori miskin ekstrem.
“Terakhir kami usulkan untuk masuk Kategori Desil 1 dalam sistem Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN). Tetapi oleh sistem, ternyata masuk Desil 4,” kata Erwin.
“Akhirnya ya sampai sekarang belum bisa menjadi penerima manfaat dari program-program bantuan sosial dari pemerintah,” lanjut dia.
Baca juga: Pria Mengaku Petugas PKH di Lumajang Diamankan, Minta Uang ke Warga dengan Iming-iming Dapat Bansos
Sebelumnya diberitakan, Sulasmi, seorang nenek berusia 62 tahun di Desa Kepatihan, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, hidup sebatang kara di rumah kumuh yang dibangun di atas tanah sewa.
Rumahnya yang semi permanen dipenuhi tumpukan sampah, terutama di bagian halaman. Untuk masuk ke rumah Sulasmi, perlu melewati jalan sempit di samping rumah warga.
Pantauan Kompas.com, Jumat (29/8/2025), rumah Sulasmi tampak berantakan dengan berbagai perabot rumah yang berada dalam satu tempat yang sama.
Kamar mandi berada di bagian dalam rumah, menjadi satu dengan ruang utama dan tempat tidur.
Sulasmi menuturkan, meskipun memiliki 7 cucu dari 2 anak, selama belasan tahun ini, dia tinggal sendiri.
Kedua anaknya, tinggal dan bekerja di luar kota.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang