Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genteng Warga di Kediri Rontok Akibat Sound Horeg, Satgas Evaluasi Gelaran Pawai

Kompas.com, 28 Agustus 2025, 17:35 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Genteng sebuah rumah milik warga Desa Gedangsewu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, rontok akibat getaran suara dari sound horeg yang mengikuti karnaval desa setempat.

Sejumlah genting yang berada di bagian tepi atap rumah tersebut berjatuhan tepat saat mobil yang mengangkut seperangkat sound system peserta karnaval melintas di depan rumah.

Peristiwa itu terekam kamera warga hingga kemudian viral di sejumlah platform media sosial.

Baca juga: Polisi Bubarkan Karnaval Sound Horeg di Blitar, Belasan Truk Ditahan

Sekretaris Desa Gedangsewu, Nirwan, membenarkan peristiwa itu terjadi di wilayahnya. Yakni bertepatan dengan pelaksanaan karnaval memperingati HUT ke 80 Republik Indonesia pada Sabtu (23/8/2025).

“Saat karnaval berlangsung memang ada salah satu rumah yang gantengnya berjatuhan,” ujar Nirwan pada Kompas.com, Kamis (28/8/2025).

Namun, Nirwan menambahkan, pihak pemilik rumah selaku korban tidak membuat laporan keberatan atas kerusakan itu.

Meski demikian, pihaknya tetap memfasilitasi pertemuan antara korban dan panitia karnaval untuk penyelesaian masalah tersebut.

Salah satu hasilnya adalah penggantian kerusakan yang ada.

“Panitianya bertanggungjawab, kemarin itu genting yang rusak langsung diganti oleh panitia. Ada surat pernyataan kedua belah pihak juga. Jadi sekarang semuanya sudah clear, sudah selesai,” ujar Nirwan, Kamis (28/8/2025).

Baca juga: Anomali Sound Horeg, Kini Muncul Sound Bisu di Banyuwangi

Selain kerusakan genteng tersebut, menurut Nirwan juga terdapat sejumlah kerusakan lainnya namun dalam batasan minor atau kerusakan ringan.

Termasuk pecahnya gelas akibat suara sound.

Ada pun disinggung perihal ketentuan pelaksanaan sound horeg termasuk batasan maksimum suara, menurutnya panitia telah melaksanakan semua aturan tersebut.

“Sebelum pelaksanaan, pihak RT juga sudah menyampaikan ke warganya masing-masing. Termasuk jika ada kerusakan untuk melapor untuk ganti ruginya,” pungkasnya.

Baca juga: Rencana Karnaval Sound Horeg dalam Rangkaian Hari Jadi Kabupaten Pasuruan Timbulkan Polemik

Koordinator Satuan Tugas Pengawasan Sound Horeg Kabupaten Kediri, Kaleb Untung Satrio, mengatakan, permasalahan itu telah diselesaikan sesuai tanggungjawab panitia karnaval.

Sedangkan perihal tugas pengawasan pelaksanaan kegiatan yang menggunakan sound horeg, pihaknya mengaku telah menerjunkan tim pengawas dalam helatan karnaval tersebut.

Di lokasi, timnya telah melakukan pemeriksaan perlengkapan untuk disesuaikan dengan ketentuan yang ada di surat edaran bupati maupun surat edaran gubernur.

“Saat dicek di titik start itu semua sudah sesuai peraturan termasuk batasan suara maksimum yakni 70-80 desibel,” ujar Kaleb yang juga menjabat sebagai Pelaksana tugas Satuan Polisi Pamong Praja ini.

Baca juga: Pemuda di Banyuwangi Iuran hingga Mencapai Rp 38 Juta untuk Mendatangkan Sound Horeg

Hanya saja, suara sound itu dimungkinkan bisa menjadi lebih kencang hingga menyebabkan rontoknya genting saat peserta dalam perjalanan.

Sebab, saat di jalan itu pihaknya tidak bisa melakukan pengawasan karena terbatasnya alat dan tenaga.

“Kita kan tidak mungkin mengikuti satu per satu kendaraan sound satu persatu. Alatnya (pengecekan) juga terbatas,” lanjutnya.

Sehingga pihaknya menjadikan peristiwa itu sebagai bahan evaluasi pelaksanaan pawai ke depannya.

Terutama pada teknis pengaturan volume agar tidak bisa diubah seusai pengecekan.

“Switch kontrol volume itu kan masih bisa dinaik turunkan, nah itu jadi bahan evaluasi kami kedepannya,” pungkas Kaleb.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau