SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjadi saksi dalam pernikahan massal yang diikuti 285 pasangan di Ballroom The Empire Palace, Rabu (27/8/2025).
Dari total 285 pasangan, sebanyak 279 di antaranya telah menikah siri sebelumnya, sementara 6 pasangan lainnya merupakan pasangan yang baru melangsungkan akad nikah.
"Tidak pernah lagi nikah siri yang tidak tercatat negara, ini semakin berkurang. Tapi jumlah warga Surabaya ini terus naik," ujar Eri usai acara pernikahan massal.
Baca juga: 87 Pasangan Pekerja Migran Indonesia Nikah Massal di Taiwan
Eri menjelaskan bahwa ia telah berkoordinasi dengan para camat di seluruh Surabaya untuk mengimbau warga agar mengikuti nikah massal jika mengalami kendala biaya.
"Saya sudah sampaikan ke camat, ya kalau ada yang mau nikah jangan nikah siri dulu. Tahun depan kita nikahkan bareng-bareng, tapi tidak nikah siri karena kasihan pihak perempuan," tambahnya.
Wali Kota juga menekankan bahwa pasangan yang menikah siri tidak mendapatkan surat resmi dari negara, yang akan menyulitkan proses pendataan ketika mereka memiliki anak.
"Ketika (pasangan nikah siri) ada anak, maka anaknya ini yang kasihan, tidak akan tercatat di negara. Itu yang kita lakukan dan alhamdulillah hari ini ada 6 yang nikah baru," ujar Eri.
Baca juga: Pemerintah Bahas Program Nikah Massal untuk WNI di Malaysia
Lebih lanjut, Eri mengungkapkan bahwa program nikah massal tersebut tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan mendapatkan bantuan dari sejumlah pengusaha.
"Biaya yang keluar itu adalah sekitar Rp 6,8 miliar, tetapi ada teman-teman dari organisasi pernikahan yang membantu. Mereka memiliki rezeki, ketika ada orang tidak mampu dibantu dengan ini," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang