SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi meminta, kasus penganiayaan yang menimpa seorang dokter RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH), Dr Faradina Sulistiyani tidak berujung damai.
Eri mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen untuk melindungi keselamatan dokter.
Oleh karena itu, dia meminta kasus penganiayaan itu dilaporkan ke polisi.
"Pada waktu itu saya juga tidak ingin kasus (penganiayaan dokter) ini berhenti. Maka saya minta untuk dilaporkan dan tidak ada perdamaian," kata Eri, Rabu (27/8/2025).
Baca juga: Kronologi Dokter RSUD BDH Surabaya Dipukul dengan Batu oleh Pasiennya
Eri menyebut, profesi seorang dokter merupakan pelayan kesehatan bagi masyarakat.
Dengan demikian, mereka membutuhkan perlindungan saat menjadi korban kekerasan.
"Tidak boleh berhenti agar memastikan dokter itu terlindungi. Kami memberikan pendampingan untuk dokter sampai dengan kasus ini sampai dengan pemeriksaan, sampai dengan persidangan," jelasnya.
"Kami tidak ingin para dokter merasa tidak nyaman, padahal beliau para dokter ini sudah menjalankan tugasnya untuk memberikan kesehatan, menyelamatkan nyawa orang di Surabaya," tambahnya.
Baca juga: Keluarga Pasien yang Paksa Dokter RSUD Sekayu Buka Masker Ditangkap dan Jadi Tersangka
Diberitakan sebelumnya, Plt Direktur RSUD BDH Surabaya, dr. Arif Setiawan mengatakan, peristiwa itu bermula ketika pasien tersebut melakukan operasi di area punggung, 20 Agustus 2023 silam.
"Kemudian (setelah operasi) dilanjutkan dengan kontrol rutin ke beberapa poli spesialistik," kata Arif, ketika dikonfirmasi, Selasa (26/8/2025).
Arif menyebut, Norliyanti merasa masih mengalami nyeri di area punggung setelah menjalani operasi.
Akhirnya, pasien tersebut melakukan kontrol klinik bedah umum setiap pekan.
"Untuk mengevaluasi penyebab lain keluhan nyeri juga dilakukan konsultasi antar poli spesialistik. Pelaku kontrol rutin tiap bulan baik di klinik bedah umum dan penyakit dalam," ucapnya.
Baca juga: Ternyata, Dokter BR Juga Pernah Pungli Pasien di Tahun 2023
Kemudian, kata Arif, pasien mendatangi, Faradina di klinik penyakit dalam RS BDH, Jumat (25/4/2025), sekitar pukul 10.30 WIB.
Selain itu, dia juga bertanya keberadaan Faradina.
"Sesaat pasien selesai di klinik penyakit dalam, pelaku mendatangi ruang periksa bedah umum untuk melakukan tindakan tersebut dengan batu yang sudah disiapkan sebelumnya," jelasnya.
Faradina menerima sebanyak 2 kali pukulan di bagian kepalanya dan 3 kali di area punggungnya.
Hal tersebut, membuat korban harus menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit.
"Kondisi tersebut menimbulkan trauma kepada dr Faradina, meskipun merupakan relawan tenaga kesehatan ke Gaza 2 kalo dengan ancaman hidup yang terus menerus pernah dialami," ujarnya.
"Kasus pemukulan ini justru memberikan bekas yang berat dari orang yang pernah mendapatkan perlakuan yang keji, justru dari pelaku yang pernah dirawatnya," tutupnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang