SIDOARJO, KOMPAS.com - Masalah pembayaran royalti lagu tidak hanya berdampak pada hotel atau kafe, tetapi juga perusahaan otobus (PO).
Untuk menghindari pembayaran pajak royalti lagu, perusahaan otobus melarang para sopir untuk memutar lagu di dalam kendaraan.
Tak terkecuali PO Sugeng Rahayu. Salah satu sopirnya di Terminal Bungurasih, Sidoarjo, Puji Santoso mengaku telah mendapat arahan dari perusahaan.
“Iya sudah diterapkan, musik diputar keras untuk penumpang tidak boleh. Kalau mau putar ya untuk pribadi pakai headset,” kata Santoso, Kamis (21/8/2025).
Baca juga: Takut Kena Tagihan Royalti, Sopir Bus Mengaspal 16 Jam dalam Hening
Dia mengatakan, PO Sugeng Rahayu telah memberikan arahan kepada para kru bus per 18 Agustus 2025 agar tidak memutar musik untuk penumpang.
Menurutnya, aturan ini memberatkan para sopir dan kru. Santoso sendiri menjadi sopir bus Sugeng Rahayu jurusan Surabaya-Bandung. Perjalanannya membutuhkan waktu 16 jam.
“Dari Surabaya ke Bandung itu 16 jam. Tentu kami butuh hiburan biar enggak ngantuk ataupun jenuh,” ucapnya.
Baca juga: Ada Kebijakan Royalti Musik, Pengusaha Pilih Heningkan Bus Sepanjang Jalan
Karena telah dilarang memutar musik, Santoso mengaku jenuh dan memaksa diri untuk tidak mengantuk. Solusinya, dia makan camilan atau mengonsumsi permen.
Sayangnya, terlalu banyak kandungan gula pada permen membuat dia was-was penyakit asam lambungnya naik.
“Ngatasinnya ya makan permen. Tapi kalau kebanyakan makan permen ya asam lambung naik karena perjalanannya aja 16 jam,” bebernya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh sopir Bus Eka. PO Eka telah mewanti-wanti kepada sopir dan kru untuk tidak memutar lagu agar menghindari pajak royalti.
“Penerapannya tiga hari lalu. Hampir serempak dilakukan oleh semua PO mengeluarkan surat edaran larangan,” kata sopir Bus Eka, Aditya Pradana.
Setelah adanya surat edaran dari perusahaan, sopir dan kru sepakat tidak memutar musik baik lagu Indonesia maupun luar negeri.
Apabila nekat memutar musik, maka pajak pembayaran royalti akan ditanggung penuh oleh sang sopir.
“Kalau memutar musik lalu ada apa-apa (tagihan), krunya yang suruh bayar sendiri, tanggung risiko sendiri. Tapi Insyaallah kru sudah memahami,” ungkapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang