SAMPANG, KOMPAS.com - Hujan yang mengguyur Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, selama dua hari terakhir mengakibatkan kerugian bagi para petani tembakau.
Hasil panen tembakau yang seharusnya dijemur menjadi rusak karena tidak kering.
Asnawi, seorang petani tembakau asal Desa Tobai Tengah, mengungkapkan bahwa hasil panen tembakau rajangannya rusak akibat hujan.
"Tembakau milik saya rusak karena hujan dua hari ini. Jadinya tembakau tidak kering, jadi kualitas menurun," ujarnya pada Kamis (21/8/2025).
Baca juga: Haji Her dan 350 Pesantren Patungan Modal Beli Tembakau Petani dengan Harga Tinggi di Pamekasan
Ia menjelaskan bahwa pada musim kemarau, tembakau rajangan dapat kering dalam waktu sehari, sehingga kualitasnya tetap terjaga dan memiliki harga tinggi.
"Ini lebih dari dua hari tidak bisa kering sampai warnanya berubah jadi gelap," tambahnya.
Akibat kerusakan tersebut, hasil rajangan miliknya tidak laku saat dijual ke tengkulak.
Bahkan, Asnawi mengaku belum ada tengkulak yang bersedia menerima hasil panennya.
"Belum ada yang mau ambil, sepertinya tidak laku. Sekalipun laku, harganya anjlok mungkin di bawah Rp 30 ribu sekilonya," keluhnya.
Baca juga: BMKG Prediksi Hujan Sedang Masih Berpotensi Terjadi di Jatim, Petani Tembakau di Pamekasan Resah
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Chandra Ramadhani, memperkirakan kemarau basah akan terus berlangsung hingga bulan depan.
Ia juga mengonfirmasi bahwa salah satu dampak dari kondisi tersebut adalah hasil panen tembakau yang tidak maksimal.
"Iya, saat ini masih kemarau basah, salah satu dampaknya sangat dirasakan oleh petani tembakau dan petani garam karena tidak bisa menjemur hasil panen dengan maksimal," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang